Panduan Lengkap Sholat Taubat: Niat, Tata Cara, dan Doa
Simbol kerendahan hati dan penyesalan dalam sujud.
Taubat adalah gerbang ampunan yang senantiasa dibuka oleh Allah SWT bagi hamba-Nya yang ingin kembali. Ia adalah manifestasi dari sifat Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang) milik Allah. Setiap manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak, yang kecil maupun yang besar. Namun, sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah mereka yang segera bertaubat. Salah satu cara paling utama untuk mewujudkan penyesalan dan permohonan ampun adalah melalui Sholat Sunnah Taubat.
Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan menyeluruh segala hal yang berkaitan dengan Sholat Taubat, mulai dari hakikat taubat itu sendiri, landasan hukumnya, bacaan niat yang benar, tata cara pelaksanaannya langkah demi langkah, hingga doa-doa mustajab yang dianjurkan untuk dipanjatkan setelahnya. Tujuannya adalah untuk memberikan panduan yang jelas dan komprehensif bagi siapa saja yang tergerak hatinya untuk membersihkan diri dan mendekat kepada Sang Pencipta.
Memahami Hakikat Taubat Nasuha
Sebelum melangkah ke pembahasan sholat, penting untuk memahami esensi dari taubat itu sendiri. Taubat yang diterima di sisi Allah adalah Taubat Nasuha, yaitu taubat yang murni, tulus, dan sungguh-sungguh. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya (taubat nasuha)..." (QS. At-Tahrim: 8)
Para ulama menjelaskan bahwa Taubat Nasuha memiliki beberapa pilar atau syarat yang harus dipenuhi agar taubat tersebut dianggap sah dan sempurna. Tanpa memenuhi syarat-syarat ini, sebuah penyesalan bisa jadi hanya sebatas ucapan di lisan tanpa meresap ke dalam hati dan perbuatan. Syarat-syarat tersebut adalah:
- Menyesali Dosa yang Telah Dilakukan (An-Nadam). Ini adalah inti dari taubat. Hati merasa sedih, pilu, dan hancur karena telah durhaka kepada Allah. Penyesalan ini bukanlah kesedihan karena kehilangan keuntungan duniawi dari maksiat tersebut, melainkan kesedihan murni karena telah melanggar perintah Dzat yang telah memberikan nikmat tak terhingga.
- Meninggalkan Perbuatan Dosa Tersebut Seketika (Al-Iqla'). Tidak cukup hanya menyesal, seseorang harus secara aktif berhenti dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa itu. Jika dosa itu adalah meninggalkan sholat, maka ia harus segera sholat. Jika dosa itu adalah ghibah, maka ia harus berhenti membicarakan orang lain. Ini adalah bukti nyata dari kesungguhan taubatnya.
- Bertekad Kuat untuk Tidak Mengulanginya Lagi (Al-'Azm). Harus ada niat yang bulat dan tekad yang kuat di dalam hati untuk tidak akan pernah kembali kepada perbuatan dosa tersebut di masa depan. Ini adalah komitmen jangka panjang kepada Allah untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
- Mengembalikan Hak kepada Pemiliknya (jika dosa berkaitan dengan manusia). Jika dosa yang dilakukan menyangkut hak orang lain, seperti mencuri, menipu, atau memfitnah, maka taubatnya tidak akan sempurna sampai ia mengembalikan hak tersebut atau meminta maaf dan kerelaan dari orang yang dizalimi. Ini adalah aspek keadilan sosial dalam Islam yang sangat ditekankan.
Landasan Hukum dan Keutamaan Sholat Taubat
Sholat Taubat merupakan sholat sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah mu'akkadah) bagi seorang muslim yang merasa telah melakukan perbuatan dosa dan ingin memohon ampunan kepada Allah SWT. Dasarnya adalah hadis yang diriwayatkan dari Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu, di mana beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci dengan baik, kemudian berdiri untuk melakukan sholat dua rakaat, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuninya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah. Hadis ini dinilai hasan oleh para ulama).
Hadis ini menjadi penegasan bahwa sholat adalah sarana istimewa untuk berkomunikasi dengan Allah dan memohon ampunan-Nya. Dengan bersuci (wudhu) yang sempurna, lalu menghadap-Nya dalam sholat dengan khusyuk, seorang hamba menunjukkan kesungguhan dan kerendahan hatinya, sebuah sikap yang sangat dicintai oleh Allah.
Keutamaannya sangat besar. Selain menjadi jalan terhapusnya dosa, Sholat Taubat juga mengangkat derajat seorang hamba, menenangkan jiwa yang gelisah karena dosa, dan membuka pintu-pintu rahmat serta keberkahan dari Allah SWT. Ia adalah langkah pertama yang konkret dalam sebuah perjalanan hijrah menuju pribadi yang lebih taat.
Bacaan Niat Sholat Taubat
Niat adalah rukun sholat yang paling fundamental, karena ia membedakan satu ibadah dengan ibadah lainnya dan menentukan tujuan dari perbuatan tersebut. Niat tempatnya di dalam hati, namun melafalkannya (talaffuzh) dianjurkan oleh sebagian ulama untuk membantu memantapkan hati. Berikut adalah lafal niat Sholat Taubat:
أُصَلِّي سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatat taubati rak'ataini lillâhi ta'âlâ. "Aku niat sholat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Ta'ala."Niat ini dibaca di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram (mengangkat tangan dan mengucapkan "Allahu Akbar") saat memulai sholat. Yang terpenting adalah kesadaran penuh di dalam hati bahwa sholat yang sedang dikerjakan adalah sholat sunnah taubat untuk memohon ampunan atas segala dosa kepada Allah SWT.
Waktu Terbaik Pelaksanaan Sholat Taubat
Sholat Taubat tidak terikat pada waktu tertentu. Ia bisa dilaksanakan kapan saja, baik siang maupun malam hari, selama tidak pada waktu-waktu yang diharamkan untuk sholat. Begitu seseorang menyadari dosanya dan tergerak untuk bertaubat, ia dianjurkan untuk segera melaksanakannya tanpa menunda-nunda, karena kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput.
Namun, terdapat waktu-waktu yang dianggap lebih mustajab untuk berdoa dan bermunajat, sehingga sangat baik jika Sholat Taubat dilaksanakan pada waktu-waktu tersebut. Waktu-waktu utama itu antara lain:
- Sepertiga Malam Terakhir: Ini adalah waktu paling istimewa, di mana Allah SWT turun ke langit dunia dan menyeru, "Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Siapa yang memohon ampunan-Ku, akan Aku ampuni." (HR. Bukhari dan Muslim).
- Di antara Adzan dan Iqamah: Doa yang dipanjatkan pada waktu ini tidak akan ditolak.
- Saat Sujud dalam Sholat: Keadaan terdekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka dianjurkan untuk memperbanyak doa saat itu.
Adapun waktu-waktu yang diharamkan untuk melakukan sholat sunnah adalah:
- Setelah sholat Subuh hingga matahari terbit setinggi tombak.
- Saat matahari tepat berada di tengah-tengah langit (waktu istiwa'), kecuali pada hari Jumat.
- Setelah sholat Ashar hingga matahari terbenam sempurna.
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Taubat (Langkah demi Langkah)
Pelaksanaan Sholat Taubat pada dasarnya sama seperti sholat sunnah lainnya, yaitu dikerjakan sebanyak dua rakaat dengan satu kali salam. Namun, yang membedakannya adalah niat dan kekhusyukan serta perenungan atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Berikut adalah panduan lengkapnya:
Persiapan
Sebelum memulai, pastikan diri dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil. Ambillah wudhu dengan sempurna, sambil merenungi bahwa air wudhu ini semoga turut membersihkan dosa-dosa yang melekat pada anggota tubuh. Kenakan pakaian yang bersih dan suci, serta carilah tempat yang tenang dan jauh dari gangguan agar bisa melaksanakan sholat dengan khusyuk.
Langkah-langkah Pelaksanaan:
-
Niat
Berdirilah menghadap kiblat dengan penuh kerendahan hati. Hadirkan niat di dalam hati untuk melaksanakan sholat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Ta'ala, sebagaimana lafal niat yang telah disebutkan di atas. -
Takbiratul Ihram
Angkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Saat inilah niat di dalam hati ditegaskan. Setelah itu, sedekapkan tangan di dada. -
Membaca Doa Iftitah
Sunnah membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram. Ada beberapa versi doa iftitah, salah satu yang populer adalah:كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا...
"Allahu akbar kabiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukrataw wa'ashiilaa..." -
Membaca Surat Al-Fatihah
Membaca surat Al-Fatihah adalah rukun sholat. Bacalah dengan tartil, perlahan, dan resapi setiap ayatnya. -
Membaca Surat Pendek
Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Tidak ada ketentuan surat khusus yang wajib dibaca. Namun, sebagian ulama menyarankan untuk membaca surat yang relevan dengan tema pengampunan atau tauhid. Contohnya, pada rakaat pertama membaca Surat Al-Kafirun dan pada rakaat kedua membaca Surat Al-Ikhlas. -
Ruku' dengan Tuma'ninah
Angkat tangan seraya bertakbir, lalu membungkuk untuk ruku'. Punggung dan kepala usahakan lurus. Bacalah tasbih ruku' minimal tiga kali:سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih. -
I'tidal dengan Tuma'ninah
Bangkit dari ruku' sambil mengangkat tangan dan membaca:
Setelah berdiri tegak, lanjutkan dengan membaca:سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami'allaahu liman hamidah.رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Robbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du. -
Sujud dengan Tuma'ninah
Bertakbir lalu turun untuk sujud. Sujud adalah puncak kerendahan diri seorang hamba. Saat inilah momen yang sangat tepat untuk memperbanyak doa dan pengakuan dosa di dalam hati. Bacalah tasbih sujud minimal tiga kali:
Perbanyaklah doa di dalam hati pada sujud terakhir sebelum bangkit.سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih. -
Duduk di Antara Dua Sujud
Bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy sambil membaca doa:رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ
Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii. -
Sujud Kedua
Lakukan sujud kedua seperti sujud yang pertama, dengan bacaan dan tuma'ninah yang sama. -
Bangkit untuk Rakaat Kedua
Setelah sujud kedua, bangkit berdiri untuk rakaat kedua sambil bertakbir. Lakukan rakaat kedua persis seperti rakaat pertama, mulai dari membaca Al-Fatihah, surat pendek, ruku', i'tidal, hingga dua kali sujud. -
Tasyahud Akhir
Setelah sujud kedua di rakaat terakhir, duduklah tawarruk dan bacalah doa tasyahud akhir secara lengkap, termasuk shalawat Ibrahimiyah. -
Salam
Akhiri sholat dengan menoleh ke kanan sambil mengucapkan "Assalaamu 'alaikum wa rahmatullah", kemudian menoleh ke kiri dengan ucapan yang sama.
Dzikir dan Doa Setelah Sholat Taubat
Momen setelah salam adalah waktu emas yang tidak boleh disia-siakan. Inilah saatnya untuk menumpahkan segala penyesalan, harapan, dan permohonan ampunan kepada Allah SWT. Jangan terburu-buru beranjak. Luangkan waktu untuk berdzikir dan berdoa dengan sepenuh hati.
1. Memperbanyak Istighfar
Langkah pertama adalah memperbanyak istighfar (memohon ampunan). Rasulullah SAW, yang ma'shum (terjaga dari dosa), beristighfar lebih dari seratus kali setiap hari. Maka, kita yang berlumur dosa tentu lebih pantas untuk melakukannya. Ucapkan kalimat istighfar berulang-ulang dengan penuh penghayatan.
Bacaan istighfar yang singkat:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfirullahal 'adzim. "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."
Bacaan istighfar yang lebih lengkap:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahal 'adzim alladzi laa ilaaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih. "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."
2. Membaca Sayyidul Istighfar
Doa ini disebut sebagai "Raja dari semua Istighfar" karena kandungannya yang luar biasa dalam mengakui keagungan Allah dan kelemahan diri. Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa membacanya di pagi hari dengan yakin lalu meninggal, maka ia termasuk penghuni surga. Begitu pula jika dibaca di sore hari.
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma anta rabbi la ilaha illa anta, khalaqtani wa ana 'abduka, wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu. A'udzu bika min syarri ma shana'tu, abuu'u laka bini'matika 'alayya, wa abuu'u laka bidzanbi faghfirli, fa innahu la yaghfirudz dzunuba illa anta. "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perjanjian dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya, tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau."
3. Memanjatkan Doa Taubat yang Tulus
Setelah hati tenang dengan berdzikir dan beristighfar, angkatlah kedua tangan dan panjatkan doa dengan bahasa yang paling menyentuh hati. Anda bisa menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa apapun yang paling Anda kuasai untuk mencurahkan isi hati. Ungkapkan semua penyesalan, sebutkan dosa-dosa yang teringat, dan mohonlah dengan sungguh-sungguh agar Allah mengampuni, menutupi aib, dan membimbing ke jalan yang lurus.
Berikut adalah contoh doa yang bisa dipanjatkan:
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Allahumma inni dzalamtu nafsi dzulman katsiran, wa la yaghfirudz dzunuba illa anta, faghfirli maghfiratan min 'indika, warhamni, innaka antal ghafurur rahim. "Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau. Maka, ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Lanjutkan dengan permohonan pribadi: "Ya Allah, aku bertaubat kepada-Mu dari dosa A, dosa B, dan semua dosa yang telah aku lakukan, baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Aku menyesal, ya Allah. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Terimalah taubatku, ya Allah. Jangan biarkan aku kembali kepada kemaksiatan. Bimbinglah hatiku, lisanku, dan perbuatanku agar selalu berada di jalan yang Engkau ridhai. Wahai Dzat yang Maha Penerima Taubat, terimalah taubatku."
Penutup: Pintu Taubat Selalu Terbuka
Sholat Taubat adalah momentum spiritual yang sangat berharga. Ia bukan sekadar ritual, melainkan sebuah pernyataan komitmen untuk memulai lembaran baru yang lebih bersih di hadapan Allah SWT. Setelah melaksanakannya, langkah selanjutnya adalah menjaga komitmen tersebut dengan menjauhi pemicu-pemicu dosa, memperbanyak amal shalih, dan senantiasa bergaul dengan orang-orang yang baik.
Ingatlah selalu bahwa rahmat Allah jauh lebih luas daripada dosa-dosa kita. Jangan pernah berputus asa dari ampunan-Nya, sebesar apapun kesalahan yang pernah kita perbuat. Selama nyawa belum sampai di kerongkongan dan matahari belum terbit dari barat, pintu taubat akan selalu terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin kembali. Segerakanlah taubat, laksanakan Sholat Taubat dengan khusyuk, dan hiduplah dalam naungan ampunan dan kasih sayang-Nya.