Ilustrasi bulan sabit dan bintang sebagai simbol malam yang tenang.

Panduan Lengkap Bacaan Doa Tidur dan Adab Sesuai Sunnah

Tidur adalah salah satu nikmat terbesar yang Allah Subhanahu wa Ta'ala anugerahkan kepada manusia. Ia adalah momen istirahat bagi fisik dan jiwa setelah seharian beraktivitas. Namun, dalam pandangan Islam, tidur bukan sekadar aktivitas biologis. Ia bisa bernilai ibadah, menjadi sumber pahala, dan sarana perlindungan jika dilakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ. Kunci utamanya terletak pada amalan dan bacaan doa tidur yang kita panjatkan.

Mengamalkan adab dan doa sebelum tidur adalah cara kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada Sang Pencipta, bahkan dalam kondisi paling lemah dan tidak sadar. Ini adalah bentuk pengakuan bahwa hidup dan mati kita berada dalam genggaman-Nya. Dengan mengikuti sunnah, tidur kita menjadi lebih dari sekadar istirahat; ia menjadi zikir, perlindungan, dan persiapan spiritual untuk memulai hari esok dengan semangat baru.

Doa Tidur Paling Utama dan Maknanya

Doa yang paling masyhur dan paling sering diajarkan sejak kecil adalah doa yang singkat namun memiliki makna yang sangat mendalam. Doa ini mencakup esensi tauhid dan kepasrahan total kepada Allah.

بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ

Bismika Allāhumma aḥyā wa bismika amūt.

"Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup, dan dengan nama-Mu aku mati."

Tadabbur Makna Doa Tidur

Meskipun singkat, setiap kata dalam doa ini sarat akan makna:

Dengan merenungkan doa ini, kita belajar untuk melepaskan segala kekhawatiran dan kecemasan duniawi. Kita menanamkan keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baik Penjaga. Tidur kita menjadi lebih tenang karena kita telah menitipkan diri kepada Yang Maha Perkasa dan Maha Penyayang.

Amalan dan Bacaan Surat Pelindung Sebelum Tidur

Selain doa utama di atas, Rasulullah ﷺ juga mencontohkan berbagai amalan zikir dan bacaan surat-surat Al-Qur'an yang memiliki keutamaan luar biasa sebagai perisai pelindung di malam hari. Mengamalkan ini secara rutin akan mendatangkan ketenangan dan penjagaan dari segala macam keburukan, baik yang terlihat maupun tidak.

1. Membaca Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255)

Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung dalam Al-Qur'an. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa siapa yang membacanya sebelum tidur, maka ia akan senantiasa berada dalam penjagaan Allah dan setan tidak akan mendekatinya hingga pagi hari. Ini adalah jaminan perlindungan yang luar biasa.

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

2. Membaca Tiga Surat Terakhir (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas)

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata bahwa Nabi ﷺ ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniupkan keduanya dan membacakan keduanya surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.

Surat Al-Ikhlas

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ. ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ.

Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yụlad. Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.

"Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia'."

Surat Al-Falaq

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ. وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.

Qul a'ụżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad.

"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki'."

Surat An-Nas

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ. مَلِكِ ٱلنَّاسِ. إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ. مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ. ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ. مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ.

Qul a'ụżu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās. Minal-jinnati wan-nās.

"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

3. Membaca Dua Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah

Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka keduanya akan mencukupinya." (HR. Bukhari dan Muslim). Para ulama menafsirkan kata "mencukupinya" dengan berbagai makna, di antaranya: mencukupinya dari segala keburukan, melindunginya dari gangguan setan, atau mencukupinya dari pahala shalat malam.

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّnَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ.

Āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami'nā wa aṭa'nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr. Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ 'alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn.

"Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): 'Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya', dan mereka mengatakan: 'Kami dengar dan kami taat'. (Mereka berdoa): 'Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali'. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannyadan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir'."

4. Membaca Surat Al-Mulk

Membaca Surat Al-Mulk sebelum tidur memiliki keutamaan yang sangat besar, yaitu sebagai pelindung dan penyelamat dari siksa kubur. Ini adalah investasi akhirat yang kita tanam setiap malam. Meskipun panjang, membiasakan diri membacanya akan terasa ringan dan mendatangkan ketenangan yang luar biasa.

Karena panjangnya surat ini, sangat dianjurkan untuk membacanya langsung dari Al-Qur'an atau aplikasi mushaf digital setiap malam hingga hafal. Keutamaannya yang besar menjadikannya amalan yang tidak layak untuk dilewatkan.

5. Membaca Surat Al-Kafirun

Dianjurkan membaca surat Al-Kafirun sebelum tidur karena ia merupakan pernyataan pembebasan diri dari kesyirikan. Tidur dalam keadaan mengikrarkan tauhid murni adalah penutup hari yang sempurna.

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ. لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ. وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ. وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ.

Qul yā ayyuhal-kāfirụn. Lā a'budu mā ta'budụn. Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud. Wa lā ana 'ābidum mā 'abattum. Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud. Lakum dīnukum wa liya dīn.

"Katakanlah: 'Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku'."

Adab-adab Sebelum Tidur Sesuai Sunnah

Selain bacaan doa dan surat, Islam juga mengajarkan serangkaian adab atau etiket yang menyempurnakan persiapan tidur kita. Adab ini tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga membawa manfaat bagi kesehatan dan kebersihan.

1. Berwudhu Sebelum Tidur

Rasulullah ﷺ bersabda, "Apabila engkau hendak mendatangi pembaringanmu, maka berwudhulah sebagaimana wudhumu untuk shalat." (HR. Bukhari dan Muslim). Tidur dalam keadaan suci memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah didoakan oleh malaikat. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa malaikat akan memohonkan ampunan baginya sepanjang malam.

2. Membersihkan Tempat Tidur

Sunnah mengajarkan untuk mengibaskan atau membersihkan tempat tidur sebelum berbaring. Caranya adalah dengan mengibaskan ujung kain (sarung atau selimut) sebanyak tiga kali sambil membaca "Bismillah". Hikmahnya adalah untuk memastikan tidak ada kotoran, binatang, atau hal berbahaya lainnya di tempat tidur kita.

3. Berbaring pada Sisi Kanan

Posisi tidur yang dianjurkan adalah berbaring miring ke sisi kanan, dengan telapak tangan kanan berada di bawah pipi kanan. Posisi ini terbukti secara medis baik untuk kesehatan jantung, karena mengurangi beban tekanan pada jantung. Dari sisi spiritual, ini adalah posisi yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.

4. Melakukan Muhasabah (Introspeksi Diri)

Sebelum memejamkan mata, luangkan waktu sejenak untuk merenung. Ingatlah kembali perbuatan yang telah dilakukan sepanjang hari. Mohon ampun kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan. Maafkanlah orang-orang yang mungkin telah berbuat salah kepada kita. Tidur dengan hati yang bersih dan lapang akan mendatangkan ketenangan yang hakiki.

5. Menutup Pintu, Jendela, dan Wadah Makanan/Minuman

Rasulullah ﷺ menganjurkan untuk menutup pintu, jendela, memadamkan api (atau lampu yang tidak aman), dan menutup bejana atau wadah makanan dan minuman di malam hari. Ini adalah bentuk ikhtiar untuk menjaga keamanan dari pencurian, gangguan setan, dan wabah penyakit.

6. Berniat untuk Bangun Shalat Malam atau Subuh

Jadikan tidur sebagai sarana untuk mengumpulkan energi agar bisa beribadah lebih baik. Niatkan dalam hati untuk bangun di sepertiga malam terakhir untuk shalat Tahajjud, atau paling tidak, niat kuat untuk tidak melewatkan shalat Subuh berjamaah. Niat yang tulus ini akan mengubah seluruh waktu tidur kita menjadi bernilai pahala.

Doa Ketika Terbangun di Malam Hari atau Mengalami Mimpi Buruk

Terkadang kita terbangun di tengah malam atau mengalami mimpi yang tidak menyenangkan. Islam juga memberikan tuntunan untuk situasi ini.

Doa Ketika Terkejut atau Gelisah Saat Tidur

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ

Lā ilāha illallāhul wāhidul qahhār, rabbus samāwāti wal ardhi wa mā bainahumal ‘azīzul ghaffār.

"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa, Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun."

Tindakan Saat Mimpi Buruk

Jika mengalami mimpi buruk, Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk:

Hikmah dan Keutamaan Mengamalkan Doa Tidur

Mengamalkan serangkaian adab dan doa tidur bukanlah sekadar rutinitas tanpa makna. Di baliknya terkandung hikmah dan keutamaan yang sangat besar, baik bagi kehidupan dunia maupun akhirat kita.

Pertama, sebagai Benteng Perlindungan. Malam adalah waktu di mana kejahatan seringkali terjadi. Dengan berzikir dan membaca doa, kita membangun benteng spiritual yang kokoh di sekeliling kita. Kita memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan setan, sihir, 'ain (pandangan mata jahat), dan segala bentuk keburukan lainnya.

Kedua, Mendatangkan Ketenangan Jiwa. Mengingat Allah adalah sumber ketenangan hati. Di tengah kesibukan dan tekanan hidup, momen sebelum tidur adalah saat yang tepat untuk kembali terhubung dengan Sang Pencipta. Menyerahkan segala urusan kepada-Nya akan menghilangkan rasa cemas dan memberikan kedamaian yang mendalam, membantu kita tidur lebih nyenyak dan berkualitas.

Ketiga, Mengubah Kebiasaan Menjadi Ibadah. Tidur adalah kebutuhan, tetapi dengan niat yang benar dan mengikuti sunnah, seluruh waktu istirahat kita akan dihitung sebagai ibadah. Bayangkan, kita tetap mendapatkan pahala bahkan saat kita tidak sadar. Inilah salah satu keindahan ajaran Islam.

Keempat, Menjaga Koneksi dengan Allah. Menjadikan zikir sebagai aktivitas terakhir sebelum tidur dan (insya Allah) yang pertama saat bangun menunjukkan bahwa Allah senantiasa menjadi prioritas dalam hidup kita. Ini memperkuat ikatan spiritual dan menjaga hati agar tidak lalai.

Kelima, Meneladani Pribadi Terbaik. Dengan mengamalkan adab-adab ini, kita sedang berusaha meneladani Rasulullah ﷺ, manusia paling mulia. Mencintai dan meneladani beliau adalah salah satu jalan untuk meraih cinta Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk tidak meremehkan amalan-amalan sebelum tidur. Mulailah secara bertahap, dari yang paling mudah seperti membaca doa utama, lalu perlahan tambahkan dengan Ayat Kursi dan tiga surat pelindung. Dengan konsistensi dan niat yang tulus, semoga tidur kita senantiasa berada dalam penjagaan-Nya, menjadi istirahat yang membawa berkah, dan menjadi bekal untuk menyambut pagi dengan semangat beribadah yang baru.

🏠 Kembali ke Homepage