Di balik gemerlap modernisasi dan hiruk pikuk perdagangan, Semarang menyimpan kisah-kisah spiritual dan tempat-tempat yang dianggap sakral, mencerminkan akar budaya Jawa yang kental dengan kepercayaan dan penghormatan terhadap leluhur.
Goa Kreo: Legenda Sunan Kalijaga
Goa Kreo adalah situs alam yang terletak di kawasan Waduk Jatibarang. Selain keindahan alamnya, Goa Kreo kental dengan legenda. Dipercaya bahwa Goa Kreo adalah tempat Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, mengumpulkan kayu jati untuk membangun Masjid Agung Demak. Legenda menyebutkan bahwa beliau dibantu oleh empat penjaga gaib berupa kera (kera dalam bahasa Jawa disebut "kera" atau "kreo", yang menjadi asal nama tempat ini).
Saat ini, kawasan Goa Kreo menjadi rumah bagi populasi kera liar yang jinak. Wisatawan datang tidak hanya untuk menikmati waduk dan perbukitan hijau, tetapi juga untuk menyaksikan interaksi unik antara manusia dan kera, serta merasakan aura spiritual dari tempat bersejarah ini. Goa Kreo menjadi simbol harmonisasi antara alam, legenda, dan keyakinan spiritual lokal.
Makam Ki Ageng Pandanaran dan Gunung Bergota
Untuk memahami sejarah pendiri kota, Makam Ki Ageng Pandanaran, yang berada di Gunung Bergota, adalah lokasi ziarah penting. Ki Ageng Pandanaran, yang dikenal sebagai pendiri pertama Semarang, dihormati oleh banyak kalangan. Gunung Bergota sendiri adalah salah satu bukit tertinggi di pusat kota dan dahulu merupakan lokasi pemakaman yang penting. Ziarah ke makam ini adalah cara untuk menghormati sejarah dan memahami akar mula kota Semarang.
Seni Pertunjukan Tradisional
Meskipun modern, kesenian tradisional Jawa tetap hidup. Kesenian Kuda Lumping (Jaranan) dan pertunjukan Wayang Kulit masih sering dipentaskan, terutama pada acara-acara adat dan bersih desa. Semarang juga merupakan rumah bagi seniman tari klasik Jawa yang berusaha melestarikan gerakan-gerakan tari yang halus dan filosofis. Upaya pelestarian ini didukung oleh sanggar-sanggar tari dan lembaga kebudayaan daerah.
Selain itu, musik keroncong memiliki tempat khusus di hati masyarakat Semarang. Keroncong Tugu Muda, salah satu grup keroncong tertua, terus aktif menampilkan musik melankolis yang merupakan warisan kolonial yang telah diadaptasi total menjadi musik Indonesia. Mendengarkan keroncong di malam hari di salah satu kafe tradisional adalah pengalaman otentik Semarang.
Pasar Tradisional dan Pusat Kerajinan
Pasar-pasar tradisional seperti Pasar Johar (sebelum dan sesudah revitalisasi) adalah pusat kehidupan ekonomi mikro. Di pasar inilah Anda dapat melihat interaksi sosial yang otentik dan menemukan kerajinan tangan lokal, mulai dari anyaman, keramik, hingga tekstil. Pasar Johar, dengan arsitektur payung khasnya, kini menjadi ikon pasar modern yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional.
Pusat kerajinan di daerah Mijen dan Gunungpati juga menawarkan produk-produk unik. Kerajinan gerabah, ukiran kayu, dan pembuatan jajanan pasar tradisional masih dilakukan dengan cara yang diwariskan turun-temurun, memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk membeli oleh-oleh yang autentik dan mendukung ekonomi lokal.
Refleksi Arsitektur di Klenteng dan Masjid Kuno
Perpaduan spiritual tercermin dalam arsitektur keagamaan. Selain Sam Poo Kong dan MAJT, terdapat klenteng-klenteng kecil yang indah di sepanjang Pecinan, seperti Klenteng Tay Kak Sie, yang menampilkan ukiran rumit dan altar yang kaya warna. Sementara itu, Masjid Layur, yang terletak di tepi sungai, merupakan peninggalan komunitas Arab di masa lalu. Masjid ini memiliki bentuk menara yang unik, menyerupai mercusuar, membuktikan interaksi erat antara pedagang Arab dengan kehidupan pelabuhan di Semarang.
Eksplorasi situs-situs spiritual dan budaya ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana berbagai aliran kepercayaan dan tradisi berhasil hidup berdampingan, menciptakan tapestry sosial yang kuat dan harmonis di Semarang.
Pemandian Air Panas dan Kesehatan
Semarang atas, khususnya di daerah Bandungan, juga dikenal memiliki sumber air panas alami yang mengandung belerang. Pemandian air panas seperti Gonoharjo menawarkan fasilitas relaksasi dan terapi kesehatan. Berendam di air panas sambil menikmati udara pegunungan yang sejuk adalah cara yang sempurna untuk mengakhiri rangkaian perjalanan panjang setelah menjelajahi kota yang ramai.
Fasilitas ini melengkapi paket wisata Semarang, menjadikannya destinasi yang tidak hanya menawarkan wisata sejarah dan kuliner, tetapi juga wisata alam dan kesehatan. Kawasan ini juga dikelilingi oleh perkebunan sayur dan bunga, yang tidak hanya menyuplai kebutuhan lokal tetapi juga menambah keindahan visual daerah perbukitan.
Pengaruh Sastra dan Bahasa
Sebagai kota metropolitan Jawa, bahasa Jawa Ngoko, Kromo, dan varian bahasa Jawa pesisiran (Pantura) menjadi bagian integral komunikasi sehari-hari. Semarang juga memiliki sejarah sastra yang kaya, melahirkan beberapa penulis dan penyair ternama. Komunitas sastra lokal aktif mengadakan diskusi dan pembacaan puisi, terutama di kafe-kafe vintage di kawasan Kota Lama, menjaga agar warisan bahasa dan sastra tetap relevan di tengah modernisasi.