Filosofi Angka 99: Kesempurnaan yang Dicari
Ayam Penyet 99 bukan sekadar nama merek atau penanda lokasi; ia adalah sebuah deklarasi filosofis tentang pencapaian rasa yang nyaris sempurna. Dalam khazanah kuliner, angka 99 melambangkan dedikasi, usaha tak henti, dan pengejaran kualitas tertinggi. Angka ini bukan merujuk pada jumlah cabang, melainkan jumlah tahapan kritis yang harus dilalui seekor ayam, dari peternakan hingga piring saji, agar layak menyandang predikat 'Penyet 99'. Setiap detil, mulai dari proses marinasi yang memakan waktu panjang, pemilihan rempah premium, hingga teknik 'penyet' (mememarkan) yang presisi, semuanya ditujukan untuk mencapai 99% kesempurnaan rasa, menyisakan 1% ruang untuk keunikan pengalaman personal setiap penikmatnya.
Sejarah Ayam Penyet sendiri berakar dari tradisi kuliner Jawa Timur, khususnya Surabaya, di mana teknik 'penyet' digunakan untuk melembutkan tekstur daging ayam goreng yang telah diungkep bumbu kuning. Namun, Ayam Penyet 99 membawa tradisi ini ke level yang sama sekali baru, melalui inovasi bumbu dan standarisasi proses yang ketat. Inovasi ini memastikan bahwa setiap gigitan tidak hanya menawarkan sensasi pedas yang membakar, tetapi juga kedalaman rasa umami yang kaya, hasil dari perpaduan rahasia puluhan rempah yang diserap sempurna ke dalam serat daging ayam.
Gambar: Proses 'Penyet' yang menentukan kelembutan tekstur daging.
Rahasia Marinasi Tujuh Lapis Bumbu
Kualitas prima Ayam Penyet 99 tidak bisa dilepaskan dari teknik marinasi yang rumit dan berlapis. Ini adalah inti dari 99 tahapan kualitas. Ayam yang digunakan adalah ayam broiler pilihan dengan berat standar, menjamin konsistensi tekstur. Proses marinasi ini dibagi menjadi tiga fase utama, masing-masing memiliki durasi dan fungsi spesifik dalam penginfusan rasa:
Fase I: Penetrasi Esensial (Bumbu Dasar Kuning)
Fase pertama berfokus pada bumbu dasar kuning yang kaya akan kunyit (curcuma longa), ketumbar (coriandrum sativum), dan bawang putih. Kunyit tidak hanya memberikan warna keemasan yang menggugah selera tetapi juga bertindak sebagai agen anti-mikroba alami. Bawang putih, dalam jumlah besar, berfungsi untuk memecah protein permukaan daging, memungkinkan bumbu lain meresap lebih dalam. Proses ini berlangsung minimal 12 jam pada suhu terkontrol 4°C. Durasi ini krusial; terlalu cepat akan menghasilkan rasa yang dangkal, sementara terlalu lama dapat mengubah tekstur daging menjadi terlalu bubur.
Fase II: Pengayaan Aroma (Akar dan Daun Harum)
Setelah bumbu dasar meresap, ayam dipindahkan ke larutan ungkep kedua yang diperkaya dengan akar-akaran dan daun-daunan aromatik. Di sinilah peran kunci dari lengkuas (Alpinia galanga) dan serai (Cymbopogon citratus) dimaksimalkan. Lengkuas, yang sering kali hanya dihaluskan, di Ayam Penyet 99 diolah dengan metode parut kasar, kemudian direbus pelan bersama air kelapa murni. Air kelapa bertindak sebagai pelembut alami yang memiliki sedikit rasa manis, menyeimbangkan keasaman rempah. Tambahan daun salam dan daun jeruk purut (Citrus hystrix) tidak hanya memberikan aroma khas Indonesia tetapi juga melindungi rasa umami yang telah terbentuk. Fase ungkep ini memakan waktu 2 jam, memastikan daging menjadi empuk sempurna tanpa kehilangan bentuk.
Fase III: Stabilisasi Rasa dan Glaze
Tahap akhir sebelum penggorengan melibatkan proses pengeringan ringan dan pelapisan. Ayam yang telah diungkep diangkat dan ditiriskan secara hati-hati. Sisa bumbu ungkep dikentalkan menjadi 'kremesan' (serundeng basah). Beberapa rahasia dapur 99 melibatkan sedikit penambahan gula aren cair pada fase ini untuk menciptakan lapisan karamelisasi yang sangat tipis saat digoreng, menghasilkan warna cokelat keemasan yang indah dan rasa manis-gurih yang kompleks. Proses pengeringan ini penting untuk mengurangi kadar air, yang mencegah minyak meletup dan memastikan hasil akhir ayam yang krispi di luar namun sangat lembut di dalam.
Inti Kekuatan: Sambal 99 dan Dinamika Capsaicin
Tidak ada Ayam Penyet tanpa sambal, dan sambal Ayam Penyet 99 telah menjadi legenda tersendiri. Sambal ini dirancang bukan hanya untuk pedas, melainkan untuk memberikan sensasi pedas yang bertahap, mulai dari sentuhan pertama yang manis-asam, diikuti oleh ledakan panas yang bersih, dan diakhiri dengan rasa gurih yang mendalam. Kunci dari profil rasa yang unik ini terletak pada perpaduan dua jenis cabai utama dan proses penghalusan yang unik.
Komposisi Kimia dan Pilihan Cabai
Ayam Penyet 99 menggunakan kombinasi strategis antara Capsicum frutescens (Cabai Rawit Setan) dan Capsicum annuum (Cabai Merah Besar). Cabai Rawit Setan, dengan kadar Capsaicin yang sangat tinggi (mencapai ratusan ribu unit Scoville Heat Unit/SHU), memberikan kekuatan pedas yang instan dan membakar. Sementara Cabai Merah Besar memberikan warna intens dan massa sambal, serta profil rasa yang sedikit lebih buah. Rasio antara kedua cabai ini dijaga ketat untuk memastikan konsistensi level pedas '99'.
Peran Terasi dan Bawang Putih dalam Intensifikasi Rasa
Basis gurih sambal 99 berasal dari penggunaan terasi udang fermentasi kualitas premium. Terasi (shrimp paste) adalah sumber alami asam glutamat (Umami) yang sangat kuat. Ketika terasi diolah dengan pemanasan yang tepat (dipanggang atau digoreng sebentar), senyawa kompleksnya pecah, melepaskan gelombang rasa gurih yang mampu menyeimbangkan intensitas pedas Capsaicin. Bawang putih, yang selalu digoreng terlebih dahulu hingga layu, memberikan aroma harum dan menetralkan keasaman cabai mentah.
Teknik Penghalusan Tradisional vs. Konsistensi Modern
Walaupun Ayam Penyet 99 telah berkembang menjadi jaringan luas, prinsip pembuatan sambal tetap mempertahankan teknik tradisional: penghalusan menggunakan ulekan batu. Proses 'diulek' ini penting karena gesekan batu menghasilkan panas yang mengeluarkan minyak esensial cabai secara perlahan, berbeda dengan blender yang cenderung merusak struktur sel dan menghasilkan tekstur yang terlalu cair. Namun, untuk menjamin standar '99', proses ulek ini distandarisasi secara waktu dan tekanan, memastikan setiap batch sambal memiliki konsistensi kekasaran yang sama—cukup kasar untuk memberikan tekstur, tetapi cukup halus untuk melepaskan seluruh rasa.
Gambar: Tiga pilar cabai dalam resep Sambal 99.
Eksplorasi Kedalaman Rasa: Matriks Sambal Ayam Penyet 99
Meskipun Sambal 99 Klasik adalah menu andalan, jaringan ini menyadari pentingnya adaptasi terhadap preferensi regional dan individu. Oleh karena itu, diperkenalkan Matriks Sambal, serangkaian varian yang tetap mempertahankan filosofi 99 tetapi menawarkan profil rasa dan tingkat kepedasan yang berbeda. Setiap varian adalah studi mendalam mengenai bagaimana rempah tertentu dapat mengubah pengalaman pedas.
Sambal Bawang Pedas Murni
Sambal Bawang di Ayam Penyet 99 adalah interpretasi modern dari sambal khas Jawa Timur. Fokusnya adalah pada bawang merah yang digoreng hingga layu dan dicampur dengan minyak panas sisa penggorengan ayam. Pedasnya datang dari Cabai Rawit Putih yang mentah, memberikan sensasi pedas yang 'tajam' dan langsung menusuk. Varian ini adalah pilihan bagi puritan yang mencari rasa pedas tanpa campur tangan terasi atau tomat, memungkinkan dominasi rasa gurih bawang dan cabai murni.
Sambal Ijo Limau (Hijaunya Kesegaran)
Mengambil inspirasi dari kuliner Sumatera Barat (Padang), Sambal Ijo 99 menggunakan cabai hijau besar dan cabai rawit hijau yang direbus sebentar sebelum diulek. Proses perebusan ini mengurangi tingkat kepedasan mentah dan menonjolkan aroma. Bumbu pembeda kuncinya adalah penggunaan air jeruk limau yang segar dan sedikit tomat hijau. Jeruk limau memberikan sentuhan asam yang cerah, membuat sambal ini terasa lebih ringan dan sangat cocok dipadukan dengan lauk ikan atau tahu tempe. Dalam konteks 99, sambal ini mewakili 99% kesegaran bahan baku.
Sambal Mangga Muda (Kombinasi Asam dan Pedas)
Ini adalah varian musiman yang sangat populer. Mangga muda (Mangifera indica) dicacah halus dan dicampur ke dalam Sambal Terasi Pedas. Asam dari mangga tidak hanya menambah dimensi rasa tetapi juga secara kimiawi membantu menetralkan sebagian Capsaicin, menciptakan pengalaman pedas yang lebih 'seimbang' dan 'menyenangkan'. Pilihan mangga juga sangat ketat, harus memiliki tingkat kekerasan dan keasaman spesifik agar tidak membuat sambal menjadi terlalu basah atau terlalu manis.
Studi Kasus: Pengaruh Suhu Minyak terhadap Senyawa Sambal
Salah satu rahasia besar dapur 99 adalah teknik penyiraman sambal dengan minyak panas (hot oil infusion). Minyak yang digunakan harus berada pada suhu 120°C. Pada suhu ini, senyawa seperti Allisin dalam bawang putih dan Lycopene dalam tomat (jika digunakan) dilepaskan, meningkatkan aroma keseluruhan, tanpa membakar cabai hingga gosong. Proses termal ini adalah yang membedakan sambal ulek biasa dengan sambal yang 'matang' dan stabil rasa ala Ayam Penyet 99.
Metode Termal 99: Penggorengan Kritis dan Penyet Tepat
Setelah proses marinasi dan ungkep yang panjang, tahap penggorengan menjadi penentu tekstur akhir. Ayam Penyet 99 menerapkan protokol penggorengan yang sangat ketat, dikenal sebagai ‘Metode Termal Kritis’.
Penggorengan Dua Tahap (Double Frying Protocol)
Untuk mencapai kulit yang sangat renyah dan daging yang tetap lembab, digunakan sistem penggorengan dua tahap:
- Tahap I (High Heat Searing): Ayam dimasukkan sebentar ke dalam minyak bersuhu tinggi (180-190°C) selama 30-45 detik. Tujuannya adalah untuk segera mengunci sari daging dan menciptakan lapisan permukaan yang cepat mengering.
- Tahap II (Stabilizing Fry): Suhu minyak diturunkan menjadi 160°C. Ayam digoreng lebih lama (3-4 menit) hingga mencapai warna cokelat keemasan yang sempurna. Suhu yang lebih rendah ini memastikan panas merata menembus inti daging tanpa membuatnya menjadi kering atau keras.
Penggunaan minyak kelapa sawit yang difiltrasi secara berkala adalah wajib. Kualitas minyak yang terawat adalah salah satu standar 99 yang paling ditekankan, karena minyak yang bau atau sudah terdegradasi akan merusak seluruh lapisan rasa rempah yang telah diupayakan selama berjam-jam marinasi.
Seni Melakukan 'Penyet'
Kata 'Penyet' berarti 'geprek' atau 'memarkan'. Ini adalah langkah terakhir yang dilakukan segera setelah ayam selesai digoreng. Tujuan utama penyet adalah untuk melonggarkan serat daging, membuatnya lebih mudah dikunyah, dan yang paling penting, memaksimalkan area permukaan agar sambal dapat meresap sempurna. Proses penyet harus dilakukan dengan kecepatan dan tekanan yang tepat:
- Ayam diletakkan di atas ulekan yang sudah dilapisi sambal.
- Tekanan diberikan menggunakan ulekan batu, cukup untuk memecah tulang rawannya, tetapi tidak sampai menghancurkan daging hingga menjadi bubur.
- Seketika setelah ditekan, ayam harus segera disajikan. Panas dari daging membantu melepaskan aroma terbaik dari sambal segar.
Dampak Jaringan 99: Dari Hulu ke Hilir
Jaringan Ayam Penyet 99 tidak hanya bergerak di bidang kuliner, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang signifikan. Penerapan standar kualitas 99 membutuhkan rantai pasok yang andal dan berkelanjutan, mulai dari peternak hingga pemasok rempah.
Kemitraan Peternakan (The Chicken Quality Pledge)
Untuk memastikan konsistensi rasa, Ayam Penyet 99 bekerja sama erat dengan peternak lokal. Kontrak peternakan menetapkan standar pakan bebas antibiotik dan teknik pemeliharaan yang humanis. Kriteria berat ayam (sekitar 0.8–1.0 kg per ekor) dipertahankan sangat ketat. Konsistensi berat ini menjamin bahwa waktu ungkep yang sudah distandardisasi akan selalu menghasilkan kematangan daging yang seragam.
Logistik dan Stabilitas Rempah
Indonesia memiliki keragaman rempah yang melimpah, tetapi kualitasnya bisa fluktuatif tergantung musim. Ayam Penyet 99 berinvestasi dalam sistem pengeringan dan penyimpanan rempah berteknologi tinggi untuk memastikan bahwa kunyit, ketumbar, dan lengkuas yang digunakan memiliki kandungan minyak esensial yang stabil, terlepas dari waktu panen. Logistik dingin juga diterapkan pada distribusi terasi dan cabai, yang sangat rentan terhadap kerusakan, demi menjaga tingkat kesegaran 99%.
Pelatihan Karyawan: Duta Rasa 99
Filosofi 99 meluas hingga ke pelatihan staf. Setiap koki dan penyaji harus melalui program pelatihan yang sangat detail. Koki harus menguasai 'Seni Mengulek 99' (teknik penyet yang tepat) dan 'Kalibrasi Rasa Sambal' (kemampuan mengadaptasi sambal berdasarkan sedikit variasi keasaman bahan baku musiman). Pramusaji dilatih untuk menjelaskan filosofi 99 kepada pelanggan, mengubah proses makan menjadi pengalaman budaya dan edukasi.
Inovasi dan Konservasi: Melangkah Maju dengan Tradisi
Meskipun Ayam Penyet 99 berpegang teguh pada tradisi, mereka tidak berhenti berinovasi. Tantangan terbesar dalam industri kuliner modern adalah menyeimbangkan kecepatan layanan dengan pemeliharaan kualitas otentik. Ayam Penyet 99 merespons tantangan ini melalui penelitian berkelanjutan terhadap metode pemasakan yang efisien.
Penelitian Bumbu Ungkep Kering
Inovasi terbaru melibatkan pengembangan bumbu ungkep kering beku (freeze-dried marination), yang memungkinkan cabang-cabang di luar negeri untuk mereplikasi rasa otentik tanpa perlu mengimpor rempah basah dalam jumlah besar. Teknik ini mempertahankan hampir 99% profil rasa bumbu asli, sekaligus memotong waktu persiapan di lokasi. Ini adalah contoh bagaimana teknologi digunakan untuk melestarikan rasa, bukan untuk menggantikannya.
Melampaui Batas Kepedasan: Studi Pedas Level 99+
Untuk memuaskan konsumen yang mencari sensasi ekstrem, Ayam Penyet 99 sesekali memperkenalkan varian sambal level '99+', menggunakan jenis cabai yang sangat langka dan memiliki SHU melebihi satu juta (misalnya, Carolina Reaper yang diolah dengan hati-hati). Varian ini disajikan sebagai tantangan kuliner, bukan sebagai menu harian, menegaskan posisi mereka sebagai pakar dalam mengelola spektrum rasa pedas secara ilmiah dan aman.
Kesimpulannya, Ayam Penyet 99 adalah lebih dari sekadar hidangan ayam; ia adalah manifestasi dari ketelitian, dedikasi terhadap standar kualitas tertinggi, dan penghormatan mendalam terhadap kekayaan rempah Indonesia. Angka 99 adalah pengingat bahwa meskipun kesempurnaan mutlak mungkin tak terjangkau, pengejaran terhadapnya adalah yang menghasilkan mahakarya kuliner yang tak tertandingi ini. Setiap suapan adalah perayaan atas proses panjang, ilmu pengetahuan bumbu, dan semangat tak kenal lelah untuk menyajikan rasa terbaik dari Nusantara.
Analisis Molekuler Rempah dalam Maritim 99
Untuk benar-benar memahami mengapa rasa Ayam Penyet 99 begitu kaya, kita harus melihat lebih dalam pada tingkat molekuler dari bumbu-bumbu yang digunakan, dan bagaimana interaksi termal mengubah senyawa-senyawa ini menjadi aroma yang memikat.
Ketumbar (Coriandrum Sativum)
Ketumbar adalah salah satu pilar bumbu kuning. Senyawa utamanya adalah Linalool, yang bertanggung jawab atas aroma bunga dan sedikit jeruk. Dalam marinasi Ayam Penyet 99, ketumbar dihaluskan hingga tekstur menjadi bubuk yang sangat halus. Kehalusan ini penting agar Linalool dapat berinteraksi maksimal dengan lemak ayam selama proses ungkep dan penggorengan. Proses ungkep yang lama memastikan hidrolisis protein, sehingga Linalool dapat terikat pada serat daging, memberikan aroma khas yang tahan lama.
Kunyit (Curcuma Longa) dan Kurkumin
Kunyit memberikan warna kuning cerah dan juga berfungsi sebagai antioksidan kuat. Senyawa aktif utama, Kurkumin, larut dalam lemak. Inilah sebabnya mengapa marinasi 99 selalu mencakup sedikit lemak ayam atau minyak. Kurkumin tidak hanya memberikan rasa pahit yang khas, yang menyeimbangkan rasa gurih, tetapi juga stabil pada suhu tinggi. Kurkumin juga berperan sebagai penanda visual; warna keemasan yang sempurna menunjukkan bahwa ayam telah diungkep dan digoreng sesuai standar suhu 99.
Peran Asam dalam Ungkep: Cuka atau Asam Jawa
Meskipun tidak mendominasi, penambahan sedikit zat asam (seringkali dalam bentuk air asam jawa yang sangat pekat atau sedikit cuka) pada larutan ungkep adalah rahasia untuk melembutkan kolagen dan elastin dalam jaringan ikat ayam. Asam membantu proses denaturasi protein, yang menghasilkan tekstur daging yang jauh lebih empuk dan memungkinkan rempah yang berbasis minyak (seperti minyak Atsiri) meresap lebih dalam. Kuantitas asam ini harus dijaga ketat, karena kelebihan asam dapat membuat daging menjadi keras dan berserat.
Bawang Merah (Allium Cepa) dan Pemanasan
Dalam sambal 99, bawang merah tidak pernah digunakan mentah. Bawang merah digoreng hingga layu sebelum diulek. Proses pemanasan ini menyebabkan dekomposisi Alliin menjadi senyawa belerang yang mudah menguap, seperti Propyl Sulfida. Senyawa inilah yang memberikan rasa manis alami dan aroma gurih yang intens pada sambal yang sudah matang. Tanpa proses pemanasan ini, sambal akan terasa 'menusuk' dan kurang harmonis.
Semua interaksi molekuler ini diawasi ketat dalam Protokol Kualitas 99, memastikan bahwa bukan hanya bahan baku yang premium, tetapi juga cara bahan baku tersebut berinteraksi di bawah kondisi termal yang terkontrol sempurna.
Ayam Penyet 99 dalam Konteks Kuliner Global dan Konservasi Resep
Ayam Penyet 99 tidak hanya melayani pasar domestik, tetapi juga telah menjadi duta budaya Indonesia di mata dunia. Ketika masakan ini dibawa ke kancah internasional (seperti di Malaysia, Singapura, atau Australia), tantangan muncul dalam hal sourcing bahan baku dan adaptasi selera tanpa mengorbankan otentisitas.
Adaptasi Global Tanpa Kompromi
Di pasar global, sulit untuk mendapatkan cabai rawit dengan tingkat kepedasan yang sama atau terasi dengan kualitas fermentasi khas Nusantara. Untuk mengatasi ini, Ayam Penyet 99 membangun pusat distribusi bumbu terkonsentrasi. Bumbu dasar (pasta marinasi) diproduksi di Indonesia dan diekspor dalam bentuk beku atau vakum. Ini adalah cara untuk memastikan bahwa 99% rasa inti bumbu Indonesia tetap terjamin, sementara cabang lokal hanya perlu menyediakan ayam dan bahan pelengkap segar.
Ayam Penyet dan Tren Kesehatan
Dalam era kesadaran kesehatan, konsumen global sering mempertanyakan penggunaan minyak berlebih dan garam. Ayam Penyet 99 merespons dengan dua pendekatan: Pengurangan Garam Bertahap dan Filtrasi Minyak Ultra-Bersih. Garam dalam marinasi tidak dikurangi secara drastis, tetapi digantikan sebagian dengan rasa umami alami (dari terasi dan jamur kering), yang memberikan sensasi gurih tanpa kadar sodium yang berlebihan. Filtrasi minyak yang cermat memastikan hidangan Ayam Penyet 99 memiliki kandungan lemak jenuh yang terkontrol dan tidak membawa rasa atau bau minyak yang sudah terdegradasi.
Peran Pendamping: Tahu, Tempe, dan Lalapan
Kehadiran tahu dan tempe, dua protein nabati fermentasi yang mendampingi ayam, adalah bagian integral dari filosofi 99. Tahu dan tempe digoreng hingga garing dan juga disajikan ‘penyet’ di atas sambal. Lalapan (timun, daun kemangi, dan kol) berfungsi sebagai penyeimbang suhu dan penetralisir Capsaicin. Timun memiliki kadar air tinggi yang dapat membantu mendinginkan mulut, sementara kemangi memberikan aroma minty yang menyegarkan, membersihkan langit-langit mulut sebelum gigitan pedas berikutnya.
Semua elemen ini bersatu dalam sebuah piring saji yang kompleks, di mana setiap komponen memiliki tugas fungsional, dan secara keseluruhan mencapai standar estetika dan rasa yang didambakan oleh angka 99.
Gambar: Representasi branding dan filosofi angka 99.
Kesempurnaan Dalam Setiap Serat: Epilog Ayam Penyet 99
Perjalanan sebuah porsi Ayam Penyet 99 dari peternakan hingga meja makan adalah sebuah kisah panjang tentang komitmen, ketelitian, dan penghormatan terhadap bahan baku alami. Angka 99 bukan sekadar identitas; itu adalah sumpah untuk selalu berusaha mencapai titik tertinggi dalam seni kuliner. Itu adalah janji bahwa setiap bumbu, setiap detik ungkep, dan setiap tekanan ulekan dilakukan dengan perhitungan maksimal untuk menghasilkan ledakan rasa yang seimbang, pedas yang berkarakter, dan tekstur daging yang tak terlupakan.
Filosofi 99 mengajarkan bahwa kualitas superior dicapai melalui proses berulang, pengawasan ketat, dan kemampuan untuk beradaptasi tanpa pernah meninggalkan akar tradisi. Dalam setiap suapan Ayam Penyet 99, kita tidak hanya menikmati pedasnya cabai atau gurihnya ayam, tetapi kita juga merasakan warisan kuliner yang telah disempurnakan melalui dedikasi yang tak terhingga.
Inilah yang membuat Ayam Penyet 99 berbeda: kemampuan mereka untuk mengubah hidangan sederhana berbasis ayam goreng menjadi sebuah mahakarya gastronomi. Mereka telah menetapkan tolok ukur baru bagi kuliner pedas Indonesia, memastikan bahwa pengalaman menikmati Ayam Penyet akan selalu menjadi momen yang intens, memuaskan, dan layak diulang kembali. Keberlanjutan rasa dan kualitas ini adalah warisan sejati dari Filosofi 99.
Seiring berjalannya waktu, mungkin akan muncul tren-tren kuliner baru, namun Ayam Penyet 99 telah mengukir posisinya sebagai fondasi yang kokoh, berkat komitmennya pada proses yang detail dan penggunaan rempah asli Nusantara. Konsistensi dalam rasa adalah kunci, dan di sinilah standar 99 benar-benar bersinar, menawarkan jaminan bahwa baik di kota metropolitan maupun di gerai kecil, pelanggan akan menerima produk yang telah melalui serangkaian uji coba ketat dan memenuhi ekspektasi tertinggi. Rasa pedasnya yang legendaris adalah bukti nyata dari kesuksesan filosofi ini: rasa yang pedas, namun selalu membuat kita ingin kembali.