Ayam Lohman, khususnya Lohman Brown dan Lohman White, telah menjadi pilar utama dalam industri peternakan ayam petelur komersial di seluruh dunia. Dikenal karena efisiensi konversi pakan yang luar biasa, kemampuan produksi telur yang konsisten dalam jangka waktu yang panjang, dan adaptabilitas terhadap berbagai kondisi iklim, Lohman adalah hasil dari program pemuliaan genetik yang intensif dan cermat yang dikembangkan oleh perusahaan Lohmann Tierzucht di Jerman.
Sejarah modern peternakan ayam petelur tidak bisa dipisahkan dari peran hibrida komersial. Lohman bukanlah ras murni, melainkan garis silang (cross-bred) yang dirancang secara ilmiah untuk memaksimalkan sifat heterosis atau vigor hibrida. Tujuan utama pemuliaan ini adalah menciptakan ayam yang mencapai puncak produksi lebih cepat, mempertahankan tingkat produksi yang tinggi lebih lama, dan membutuhkan pakan sesedikit mungkin per kilogram telur yang dihasilkan. Efisiensi ini menjadikan Lohman pilihan nomor satu, baik untuk peternak skala rumahan maupun operasi industri besar yang memerlukan prediksi performa yang sangat akurat.
Meskipun keduanya berasal dari garis genetik yang sama, terdapat perbedaan manajemen dan pasar yang signifikan antara Lohman Brown (LB) dan Lohman White (LW). Lohman Brown, yang menghasilkan telur berwarna cokelat, umumnya lebih populer di pasar Asia dan Eropa karena preferensi konsumen terhadap telur cokelat yang sering dipersepsikan memiliki kualitas nutrisi yang lebih tinggi (walaupun secara ilmiah, perbedaan nutrisi antara cangkang cokelat dan putih sangat minim).
Lohman Brown dikenal memiliki temperamen yang sedikit lebih tenang dan adaptabilitas yang lebih baik terhadap sistem kandang lantai (litter) atau semi-terbuka, meskipun mereka tetap responsif terhadap manajemen yang ketat. Kebutuhan kalsiumnya sedikit lebih tinggi karena pigmen cokelat pada cangkang memerlukan energi tambahan. Di sisi lain, Lohman White, yang menghasilkan telur putih, memiliki efisiensi pakan yang sedikit lebih unggul. Berat badannya cenderung lebih ringan, yang berarti biaya pemeliharaan per ekor selama fase pertumbuhan lebih rendah. Lohman White juga cenderung menghasilkan telur dengan ukuran yang lebih seragam, sebuah keuntungan signifikan dalam segmentasi pasar telur kelas industri yang menuntut presisi berat.
Keberhasilan panen telur ditentukan oleh kualitas 'pullet' (ayam remaja siap bertelur). Manajemen yang buruk pada fase DOC (Day Old Chick) hingga minggu ke-16 dapat menyebabkan defisit pertumbuhan yang tidak dapat diperbaiki, yang pada akhirnya akan mengurangi produksi puncak dan persistensi bertelur.
Minggu pertama adalah periode paling penting. Suhu kandang, kelembaban, dan kualitas udara harus dikontrol dengan sangat presisi. Anak ayam membutuhkan suhu awal sekitar 32-33°C, yang secara bertahap diturunkan setiap minggu. Program brooding harus memastikan penyebaran panas yang merata dan menghindari titik dingin. Ventilasi yang memadai sangat penting untuk membuang amonia yang dihasilkan dari feses, tetapi harus diatur sedemikian rupa agar tidak menciptakan angin kencang (draft) yang bisa menyebabkan stres termal dan penyakit pernapasan.
Aspek penting lainnya adalah akses awal terhadap air minum dan pakan. Anak ayam harus mulai minum segera setelah tiba. Air minum harus diperkaya dengan vitamin dan elektrolit pada hari pertama untuk mengatasi stres transportasi. Pakan starter harus memiliki kandungan protein tinggi (sekitar 20-22%) dan mudah dicerna. Pastikan tempat pakan dan minum diletakkan sedekat mungkin dengan sumber panas, sehingga anak ayam dapat dengan mudah menjangkaunya tanpa kehilangan panas tubuh.
Pada fase ini, tujuan utama adalah mencapai target berat badan standar pada usia yang tepat. Lohman memiliki kurva pertumbuhan genetik yang harus diikuti secara ketat. Peternak harus melakukan penimbangan sampel (sampling weight) mingguan untuk membandingkan berat badan aktual dengan standar genetik yang disediakan oleh breeder. Variasi berat badan yang tinggi (lack of uniformity) dalam kelompok ayam akan mengakibatkan puncak produksi yang tidak seragam dan manajemen nutrisi yang sulit di fase petelur.
Kontrol Pakan: Di fase grower, kontrol pakan sering diterapkan untuk mencegah kelebihan berat badan yang dapat menyebabkan deposisi lemak berlebih di rongga perut, yang berakibat pada penurunan produksi telur di masa depan. Meskipun demikian, kontrol pakan harus hati-hati, memastikan bahwa ayam masih menerima nutrisi esensial untuk perkembangan kerangka, organ, dan sistem reproduksi. Transisi dari pakan starter ke grower harus bertahap, biasanya berlangsung selama 3–5 hari untuk menghindari gangguan pencernaan.
Program pencahayaan selama fase grower dirancang untuk menunda kematangan seksual. Cahaya yang konstan dan panjang (misalnya 14 jam per hari) pada fase ini dapat menyebabkan ayam mulai bertelur terlalu dini, menghasilkan telur kecil dan meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti prolaps. Oleh karena itu, peternak sering menggunakan program cahaya yang redup atau pendek (misalnya 8–10 jam per hari) hingga ayam mencapai berat badan target dan kematangan struktural yang memadai, biasanya pada usia 17–18 minggu, sebelum menstimulasi produksi telur.
Fase petelur, yang dimulai sekitar minggu ke-18 hingga pemusnahan (culling) sekitar minggu ke-80 atau lebih, menuntut manajemen yang sangat detail. Perubahan kecil dalam lingkungan atau nutrisi dapat langsung memengaruhi persentase produksi dan kualitas cangkang.
Stimulasi cahaya adalah pemicu biologis utama yang menggeser ayam dari fase pertumbuhan vegetatif ke fase reproduktif. Stimulasi hanya boleh dilakukan setelah populasi ayam mencapai minimal 90% berat badan standar dan keseragaman kelompok berada di atas 80%. Umumnya, program cahaya dinaikkan secara bertahap dari 8–10 jam menjadi 12 jam pada saat stimulasi, dan terus dinaikkan 30 menit setiap minggu hingga mencapai durasi optimal 16–17 jam per hari. Intensitas cahaya juga penting; cahaya harus cukup terang (sekitar 40–60 lux) di area pakan dan minum.
Kebutuhan nutrisi ayam Lohman pada fase petelur jauh lebih tinggi, terutama untuk kalsium dan energi. Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan cangkang, yang menyerap sebagian besar mineral tubuh. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan telur berkulit tipis, telur tanpa cangkang (soft-shell), dan masalah kesehatan tulang pada ayam (cage layer fatigue).
| Fase | Protein Kasar (%) | Energi Metabolisme (Kcal/kg) | Kalsium (%) | Fosfor Tersedia (%) |
|---|---|---|---|---|
| Starter (0-4 Mg) | 20-22 | 2800-2900 | 1.0 | 0.45 |
| Grower (5-16 Mg) | 15-17 | 2750-2850 | 0.8 | 0.35 |
| Layer Pra-Puncak (17-28 Mg) | 18.0 | 2850-2950 | 3.5 | 0.40 |
| Layer Puncak (29-50 Mg) | 17.5 | 2800-2900 | 4.0 | 0.38 |
| Layer Akhir (>50 Mg) | 17.0 | 2700-2800 | 4.2 | 0.35 |
Pemberian kalsium harus diatur sedemikian rupa sehingga sebagian besar kalsium butiran kasar (grit) diberikan pada sore hari. Pembentukan cangkang terjadi pada malam hari, dan dengan adanya butiran kalsium di saluran pencernaan, ayam dapat memanfaatkan kalsium secara efisien saat dibutuhkan. Pemberian kalsium butiran halus pada pagi hari tidak optimal karena cepat diserap dan diekskresikan sebelum malam tiba.
Air seringkali menjadi nutrisi yang paling diabaikan. Ayam yang sedang berproduksi tinggi dapat minum hingga dua kali lipat dari volume pakannya. Kualitas air—pH, total padatan terlarut (TDS), dan kandungan bakteri—adalah penentu utama kesehatan. Air harus bersih, dingin, dan tersedia tanpa henti. Saluran air harus dibilas (flushing) secara rutin, terutama di daerah tropis, untuk mencegah pembentukan biofilm bakteri yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menularkan penyakit.
Dalam peternakan modern, terutama dengan densitas populasi tinggi, biosekuriti bukan sekadar opsi, melainkan kebutuhan fundamental untuk menjaga investasi genetik Ayam Lohman. Lohman, meskipun tangguh, rentan terhadap penyakit umum seperti Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), dan Gumboro.
Program vaksinasi harus disesuaikan dengan tantangan penyakit di wilayah geografis tertentu, namun ada program inti yang wajib diikuti. Vaksinasi ND dan IB biasanya diberikan secara berulang, baik melalui tetes mata/hidung (spray) maupun melalui air minum, sejak usia dini. Vaksin Gumboro diberikan untuk membangun imunitas yang kuat terhadap penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Kesalahan umum dalam vaksinasi melalui air minum adalah kurangnya perhatian terhadap kualitas air dan kadar klorin. Klorin dalam air dapat mendeaktivasi virus vaksin. Oleh karena itu, penetralisir klorin (seperti susu skim atau bahan kimia khusus) harus ditambahkan ke air minum sebelum vaksin dicampurkan. Ayam harus dipuasakan minum selama 1–2 jam sebelum vaksinasi untuk memastikan semua ayam minum dosis yang memadai dalam waktu singkat.
Pentingnya sanitasi tidak hanya berlaku pada ayam hidup. Pengelolaan limbah (feses/kotoran) juga harus dilakukan secara higienis, jauh dari area produksi, untuk meminimalkan bau dan tempat berkembang biak lalat, yang juga membawa patogen.
Lingkungan kandang yang terkontrol adalah kunci untuk memungkinkan Lohman mencapai potensi genetiknya. Sebagai hibrida hasil pemuliaan ketat, Lohman sangat sensitif terhadap stres lingkungan, terutama stres panas (heat stress).
Suhu ideal untuk ayam Lohman yang sedang bertelur berada dalam zona kenyamanan termal (thermoneutral zone) antara 18°C hingga 24°C. Di luar rentang ini, ayam harus mengalokasikan energi yang seharusnya digunakan untuk produksi telur, dialihkan untuk mempertahankan suhu tubuh. Ketika suhu melebihi 28°C (zona stres panas), ayam mulai terengah-engah (panting), yang menyebabkan hilangnya karbon dioksida dan mengganggu keseimbangan asam-basa, yang pada gilirannya menyebabkan kualitas cangkang telur yang buruk.
Di iklim tropis, ventilasi mekanis (forced ventilation) atau sistem kandang tertutup (closed house) sering diperlukan untuk menjaga suhu tetap ideal dan memastikan pergantian udara yang konstan. Dalam sistem terbuka, peternak harus menyediakan kipas angin, sistem mister (pengkabutan air), dan atap yang tinggi dengan isolasi yang baik.
Untuk Lohman Brown yang sering dipelihara di sistem litter, kualitas alas kandang (sekam atau serutan kayu) harus dijaga agar tetap kering, remah, dan bebas gumpalan. Litter yang basah adalah sumber utama penyakit koksidiosis, peningkatan amonia, dan penyakit kaki. Ketebalan litter idealnya 5–10 cm. Jika kandang memiliki bau amonia yang menyengat, ini adalah indikasi ventilasi yang buruk dan kegagalan manajemen litter, yang harus segera diperbaiki karena amonia merusak sistem pernapasan ayam.
Seperti yang telah dibahas, durasi cahaya 16–17 jam sangat penting untuk mempertahankan produksi telur tinggi. Namun, konsistensi durasi dan intensitas cahaya juga krusial. Perubahan mendadak dalam program pencahayaan (misalnya, listrik mati dalam waktu lama) dapat menyebabkan kepanikan, stres, dan bahkan penurunan produksi telur hingga 10–15% dalam beberapa hari. Di kandang terbuka, peternak sering menggunakan tirai atau penutup untuk memastikan ayam menerima durasi cahaya buatan yang konsisten, terutama pada pagi dan sore hari.
Daya tarik utama Ayam Lohman bagi peternak adalah rasio konversi pakan (FCR - Feed Conversion Ratio) yang superior. FCR adalah metrik yang mengukur efisiensi: berapa kilogram pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram telur.
Lohman Brown yang dikelola dengan baik dapat mencapai FCR sekitar 2.0 hingga 2.2 selama siklus produksi penuh. Artinya, dibutuhkan 2.0 hingga 2.2 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg telur. Mengingat bahwa biaya pakan menyumbang 65–75% dari total biaya operasional, setiap peningkatan kecil dalam efisiensi FCR memiliki dampak besar pada profitabilitas.
Untuk meningkatkan FCR, peternak harus fokus pada:
Dalam perencanaan bisnis Lohman, perhitungan BEP sangat penting. BEP ditentukan oleh biaya tetap (kandang, peralatan, depresiasi), biaya variabel (pakan, DOC, obat-obatan), dan harga jual telur. Karena Lohman dikenal menghasilkan telur dengan ukuran yang cepat membesar setelah puncak produksi (post-peak), peternak harus menyesuaikan harga jual berdasarkan segmentasi ukuran (S, M, L, XL). Produksi telur ukuran L dan XL yang konsisten di akhir siklus Lohman sering menjadi penentu utama profitabilitas jangka panjang.
Investasi awal dalam sistem kandang tertutup (closed house) mungkin tinggi, tetapi amortisasi biaya ini melalui peningkatan FCR, penurunan angka kematian, dan produksi yang lebih stabil (karena kontrol lingkungan yang superior) seringkali membenarkan investasi tersebut dalam jangka waktu 3–5 tahun.
Meskipun performanya unggul, Lohman menghadapi beberapa tantangan manajemen yang harus diantisipasi oleh peternak, terutama yang berkaitan dengan produksi yang sangat tinggi.
Kualitas cangkang cenderung menurun setelah ayam mencapai usia 40 minggu ke atas, seiring dengan peningkatan ukuran telur. Semakin besar telur, semakin tipis cangkangnya karena jumlah kalsium yang didepositkan relatif sama. Solusinya melibatkan tiga pendekatan:
Kanibalisme dapat terjadi pada Lohman, terutama pada Lohman Brown yang memiliki temperamen sedikit lebih agresif dibandingkan White, dan sering dipelihara di kandang litter. Pemicunya termasuk densitas terlalu tinggi, ventilasi buruk, cahaya terlalu terang, atau kekurangan protein/garam dalam pakan.
Untuk mengendalikan ini, pemotongan paruh yang tepat (beak trimming) adalah praktik standar industri. Prosedur ini harus dilakukan oleh personel yang terlatih pada usia yang sangat muda (DOC atau sekitar 7–10 hari) atau pada usia 6–8 minggu. Pemotongan paruh bertujuan mengurangi kerusakan akibat mematuk tanpa mengganggu kemampuan ayam untuk makan.
Prolaps (turunnya saluran telur) biasanya terjadi pada awal puncak produksi ketika ayam mulai bertelur dalam jumlah besar dan ukuran telur yang belum stabil, atau pada ayam yang terlalu gemuk (lemak perut berlebih). Manajemen berat badan yang ketat selama fase grower dan memastikan tidak ada stimulasi cahaya dini pada ayam yang kurus adalah strategi pencegahan terbaik. Jika terjadi, ayam yang terkena harus segera dieliminasi untuk mencegah kanibalisme yang dipicu oleh darah dan luka.
Tantangan ini memerlukan pemantauan harian yang teliti dan kemampuan untuk membaca sinyal-sinyal kecil dari flok. Peternak Lohman yang sukses adalah mereka yang bertindak reaktif terhadap perubahan lingkungan atau performa, bukan hanya menunggu masalah besar muncul.
Memahami bahwa Ayam Lohman adalah produk genetik yang canggih sangat penting dalam manajemennya. Ayam ini adalah hibrida F1 (generasi pertama) yang dihasilkan dari persilangan empat garis murni (garis A, B, C, D) yang dijaga kerahasiaannya oleh Lohmann Tierzucht. Ini berarti performa unggul (FCR, persistensi, kesehatan) hanya akan maksimal pada generasi F1 ini. Peternak komersial tidak disarankan untuk menggunakan telur dari Lohman F1 sebagai stok pembibitan (F2), karena sifat heterosis akan hilang, dan hasilnya akan terjadi penurunan signifikan dalam kualitas dan kuantitas produksi, sebuah fenomena yang dikenal sebagai ‘segregasi genetik’.
Program pemuliaan Lohman berfokus pada sifat-sifat kuantitatif, yaitu sifat yang dipengaruhi oleh banyak gen dan lingkungan (seperti produksi telur dan FCR). Mereka telah berhasil menyeimbangkan sifat-sifat yang sering berkorelasi negatif. Misalnya, seringkali ada korelasi negatif antara berat badan dan produksi telur, di mana ayam yang lebih berat cenderung kurang produktif. Namun, melalui seleksi genetik yang ketat selama puluhan tahun, Lohman diciptakan agar memiliki berat tubuh yang ideal untuk maintenance rendah sambil tetap mempertahankan kapasitas produksi ovarium yang sangat tinggi.
Aspek lain adalah sifat persistensi. Lohman modern dirancang untuk memiliki 'lay cycle' yang panjang, yang berarti mereka mempertahankan tingkat produksi di atas 80% jauh melewati usia 50 minggu, bahkan hingga 70 atau 80 minggu. Hal ini secara langsung meningkatkan total jumlah telur yang dapat dipanen per ayam per siklus, sehingga menaikkan efisiensi ekonomi secara keseluruhan.
Setiap batch DOC Lohman dilengkapi dengan manual manajemen yang sangat rinci, yang mencakup standar performa mingguan untuk berat badan, konsumsi pakan, tingkat kematian, dan persentase produksi. Peternak modern harus menggunakan data ini sebagai benchmark. Kegagalan mencapai target berat badan pada usia 16 minggu, misalnya, harus dilihat sebagai peringatan merah yang menuntut intervensi manajemen segera, karena deviasi ini akan menghasilkan kerugian yang signifikan saat ayam mulai bertelur.
Pengumpulan data yang akurat (seperti konsumsi pakan harian, suhu, dan persentase kematian) adalah investasi waktu yang menghasilkan pengembalian besar dalam pengambilan keputusan. Data ini memungkinkan peternak untuk mengidentifikasi tren negatif sebelum mereka menjadi epidemi, baik itu tren penyakit atau penurunan efisiensi pakan.
Sementara makronutrien (protein, energi, kalsium) mendapat perhatian utama, performa puncak Ayam Lohman sering bergantung pada keseimbangan yang sempurna dari mikronutrien dan aditif fungsional yang canggih.
Mineral seperti Mangan (Mn), Seng (Zn), dan Tembaga (Cu) sangat penting. Mangan diperlukan untuk pembentukan matriks tulang dan kualitas cangkang. Kekurangan Zn dapat mengganggu sintesis protein dan fungsi kekebalan tubuh. Idealnya, mineral-mineral ini harus diberikan dalam bentuk organik (chelated minerals) karena memiliki bioavailabilitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan bentuk anorganik, memungkinkan penyerapan yang lebih efisien dengan dosis yang lebih rendah.
Selenium (Se) dan Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan kuat. Dalam kondisi stres (panas, penyakit, atau puncak produksi), radikal bebas meningkat. Suplementasi yang memadai dari Se dan Vitamin E membantu melindungi sel, termasuk sel pada sistem reproduksi, sehingga menjaga persistensi produksi dan kualitas telur internal (kuning telur).
Protein pakan harus dinilai berdasarkan kandungan asam aminonya, bukan hanya protein kasarnya. Asam amino pembatas utama pada pakan unggas adalah Metionin dan Lisin. Metionin sangat penting untuk proses molting, kesehatan bulu, dan terutama untuk inisiasi dan pemeliharaan produksi telur. Lisin adalah kunci untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Formulasi pakan Lohman harus mengikuti prinsip protein ideal, di mana rasio asam amino esensial disesuaikan secara cermat terhadap Lisin.
Kesehatan usus (gut health) adalah fondasi bagi penyerapan nutrisi yang efisien. Dalam manajemen Lohman, aditif seperti probiotik (bakteri baik), prebiotik (makanan untuk bakteri baik), dan asam organik sering digunakan. Asam organik, seperti asam propionat atau asam format, dapat ditambahkan ke pakan atau air minum untuk menurunkan pH di saluran pencernaan, yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti Salmonella dan E. coli. Usus yang sehat berarti FCR yang lebih baik, karena ayam menyerap energi dan nutrisi yang dibutuhkan secara maksimal.
Penggunaan pigmen alami, seperti Xanthophylls (misalnya Lutein atau Zeaxanthin), sangat penting untuk mencapai warna kuning telur yang diinginkan pasar (Yolk Color Fan standard). Lohman Brown, yang telurnya cokelat, sering dijual di pasar yang menuntut kuning telur oranye tua. Pigmen ini harus secara rutin ditambahkan melalui bahan baku pakan seperti tepung jagung, alfalfa, atau marigold.
Molting adalah proses alami di mana ayam berganti bulu. Dalam kondisi alami, molting menyebabkan ayam berhenti bertelur, memungkinkan sistem reproduksi untuk beristirahat dan merejuvenasi. Dalam manajemen komersial Ayam Lohman, molting dapat terjadi secara spontan (disebabkan oleh stres lingkungan atau nutrisi yang buruk), atau diinduksi secara terencana (forced molting).
Peternak sering memilih untuk menginduksi molting pada ayam Lohman setelah siklus pertama yang panjang (sekitar 60–75 minggu usia) untuk mendapatkan siklus produksi kedua yang menguntungkan. Tujuan molting adalah mengistirahatkan sistem reproduksi, meningkatkan kualitas cangkang, dan memperbaiki keseragaman ukuran telur di siklus kedua.
Metode induksi molting yang paling umum adalah melalui pembatasan pakan total (fasting) dikombinasikan dengan pembatasan cahaya. Pembatasan pakan (biasanya 5–10 hari) menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan (25–30%), memicu hormon untuk memulai molting dan menghentikan produksi telur. Pembatasan air (sangat hati-hati, tidak boleh lebih dari 24 jam) juga sering diterapkan dalam program tertentu.
Setelah periode puasa, ayam harus diberi pakan maintenance rendah kalori untuk menyelesaikan proses molting, yang biasanya berlangsung 4–6 minggu. Setelah bulu baru tumbuh dan berat badan stabil, program cahaya dan nutrisi kembali ditingkatkan secara bertahap untuk memulai siklus produksi kedua.
Keuntungan dari molting terencana pada Lohman adalah ayam yang memasuki siklus kedua sering menghasilkan telur dengan kualitas cangkang yang lebih baik dibandingkan sebelum molting, meskipun persentase produksi puncaknya mungkin sedikit lebih rendah daripada puncak pertama. Strategi molting ini sangat penting dalam industri untuk memaksimalkan umur produktif stok ayam, sering kali memperpanjang masa pakai mereka hingga usia 90–100 minggu dengan profitabilitas yang tetap terjaga.
Ayam Lohman awalnya dibiakkan untuk iklim sedang di Eropa. Mengelola performa puncak mereka di iklim tropis yang panas dan lembab memerlukan modifikasi manajemen yang signifikan, terutama fokus pada mitigasi stres panas.
Stres panas adalah musuh terbesar produksi Lohman di kawasan tropis. Ketika suhu lingkungan mencapai 32°C atau lebih, konsumsi pakan ayam menurun drastis, menyebabkan defisit energi dan nutrisi. Manajemen untuk mengatasi hal ini meliputi:
Kelembaban tinggi, yang sering menyertai suhu tinggi di iklim tropis, memperburuk stres panas karena mengurangi efektivitas pendinginan evaporatif (panting). Kelembaban tinggi juga meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan masalah jamur (aspergillosis). Oleh karena itu, ventilasi yang kuat harus memastikan pertukaran udara yang memadai untuk mengeluarkan kelembaban berlebih dari lingkungan kandang, terlepas dari apakah kandang itu terbuka atau tertutup.
Keberhasilan beternak Lohman di daerah tropis sangat bergantung pada infrastruktur dan kemampuan peternak untuk berinvestasi dalam sistem pendingin yang andal. Tanpa manajemen iklim yang cermat, performa Lohman yang teruji secara genetik akan anjlok, dan FCR akan memburuk secara signifikan, menghapus margin keuntungan.
Selain kuantitas, kualitas telur—baik eksternal (cangkang) maupun internal (albumin, kuning telur)—menentukan nilai pasar dari produk Ayam Lohman.
Telur Lohman Brown harus memiliki cangkang yang kuat dan merata warnanya. Kerugian akibat telur pecah (breakage) bisa mencapai 5–10% di peternakan yang buruk. Masalah ini harus diatasi sejak dari kandang hingga pusat pengemasan. Penanganan yang kasar, desain kandang yang kurang ergonomis (pada sistem baterai), atau sistem pengumpulan telur otomatis yang tidak disetel dengan benar dapat meningkatkan persentase kerugian.
Selain manajemen kalsium yang telah dibahas, faktor lain yang mempengaruhi cangkang adalah waktu pengumpulan. Pengumpulan telur harus dilakukan minimal 3–4 kali sehari untuk meminimalkan risiko kerusakan akibat kontak antar telur, atau telur yang terlalu lama terpapar suhu kandang yang tinggi (yang mempercepat penguapan air dari telur).
Kualitas internal diukur melalui Haugh Unit (HU), yang merupakan indikasi dari kekentalan putih telur (albumin). Nilai HU yang tinggi menunjukkan telur yang lebih segar. Lohman muda biasanya menghasilkan telur dengan HU yang sangat tinggi. Seiring bertambahnya usia, HU cenderung menurun. Penyimpanan telur yang tidak tepat (suhu tinggi) dan stres berkepanjangan pada ayam mempercepat penurunan HU.
Warna kuning telur (Yolk Color) dikontrol sepenuhnya oleh pigmen yang dimasukkan ke dalam pakan. Lohman yang dipelihara untuk pasar tertentu harus memenuhi standar warna kuning telur tersebut. Variasi warna kuning telur yang tidak stabil dalam satu batch ayam dapat mengindikasikan masalah dalam pencampuran pakan atau seleksi bahan baku pakan yang tidak konsisten.
Secara keseluruhan, Ayam Lohman adalah mesin produksi biologis yang sangat halus. Peternakan yang sukses adalah yang tidak hanya memahami genetikanya, tetapi juga menyadari bahwa setiap detail manajemen — mulai dari tetesan air minum pertama hingga pengemasan telur terakhir — berkontribusi terhadap maksimalisasi potensi 500+ telur per ekor dalam siklus hidup ekonomisnya.