Panduan Komprehensif: Aturan Permainan Futsal Resmi

Futsal, sebagai adaptasi sepak bola lima lawan lima di lapangan indoor, menuntut pemahaman yang sangat detail terhadap Hukum Permainan. Kecepatan tinggi, ruang terbatas, dan aturan spesifik yang mengatur pengembalian bola, akumulasi pelanggaran, dan prosedur restart menjadikannya olahraga yang unik dan dinamis. Dokumen ini menyajikan elaborasi mendalam dari 17 Hukum Permainan Futsal yang diakui secara internasional, memastikan kejelasan dalam setiap aspek teknis, disiplin, dan prosedural.

Hukum 1: Lapangan Permainan (The Pitch)

Lapangan futsal harus berbentuk persegi panjang dan ditandai dengan garis-garis yang jelas. Penggunaan garis adalah fundamental; semua garis harus memiliki lebar yang sama, tidak lebih dari 8 cm, dan menjadi bagian dari area yang mereka batasi.

Dimensi dan Penandaan

Area Penalti dan Area Gawang

Area penalti ditandai dengan busur seperempat lingkaran yang ditarik dari setiap tiang gawang, berjarak 6 meter dari garis gawang. Titik penalti pertama diletakkan 6 meter dari titik tengah gawang. Titik penalti kedua (untuk tendangan bebas kumulatif) diletakkan 10 meter dari garis gawang.

Gawang

Gawang harus diletakkan di tengah setiap garis gawang. Jarak antara tiang gawang (bagian dalam) adalah 3 meter, dan jarak dari bagian bawah mistar gawang ke permukaan lapangan (bagian dalam) adalah 2 meter. Gawang harus memiliki jaring dan dipastikan aman serta tidak dapat bergerak.

Ilustrasi Lapangan Futsal Resmi

Gambaran Umum Dimensi Lapangan Futsal dan Penandaan Krusial.

Hukum 2: Bola

Bola yang digunakan harus memenuhi standar kualitas tertentu yang berbeda dari sepak bola lapangan besar. Bola futsal harus berbentuk bulat, terbuat dari bahan yang sesuai, dan, yang paling penting, memiliki pantulan yang berkurang (low bounce).

Spesifikasi Teknis Bola

Penggantian Bola

Jika bola pecah atau rusak selama permainan, permainan harus dihentikan dan dilanjutkan dengan menjatuhkan bola baru di tempat bola pertama menjadi rusak, kecuali di area penalti. Jika bola rusak selama tendangan bebas, tendangan penalti, atau tendangan sudut, permainan diulang.

Hukum 3: Jumlah Pemain

Pertandingan dimainkan antara dua tim, masing-masing terdiri dari maksimal lima pemain, salah satunya adalah penjaga gawang. Tim diperbolehkan mendaftarkan pemain pengganti dalam jumlah yang ditentukan oleh regulasi kompetisi (umumnya 7 hingga 9 pemain pengganti).

Prosedur Pergantian Pemain (Substitusi)

Futsal mengizinkan pergantian pemain secara bergantian (rolling substitutions) dan tanpa batas jumlah. Pergantian harus dilakukan melalui zona pergantian timnya sendiri, yang terletak di depan area teknis, dan hanya setelah pemain yang diganti benar-benar meninggalkan lapangan.

Pergantian Penjaga Gawang Terbang (Flying Goalkeeper)

Seorang penjaga gawang dapat diganti oleh salah satu pemain lapangan kapan saja. Pemain pengganti ini harus mengenakan seragam penjaga gawang yang berbeda warna dari timnya sendiri, tim lawan, dan ofisial pertandingan. Penjaga gawang terbang ini tunduk pada semua Hukum yang berlaku untuk penjaga gawang, khususnya terkait sentuhan bola di area sendiri.

Jumlah Minimum Pemain

Jika sebuah tim memiliki kurang dari tiga pemain di lapangan (akibat kartu merah atau cedera), pertandingan harus dihentikan. Keputusan ini diambil untuk alasan keamanan dan integritas kompetisi. Jika tim menolak melanjutkan, mereka dianggap kalah.

Hukum 4: Perlengkapan Pemain

Perlengkapan wajib dasar bagi setiap pemain adalah jersey (kaos), celana pendek, kaus kaki, pelindung tulang kering (shin guards), dan alas kaki (sepatu kanvas atau kulit lembut, atau sepatu futsal tanpa stud). Pelindung tulang kering harus ditutupi sepenuhnya oleh kaus kaki.

Perlengkapan yang Dilarang

Pemain dilarang mengenakan segala jenis perhiasan (cincin, kalung, jam tangan) atau perlengkapan lain yang dianggap berbahaya bagi diri sendiri atau pemain lain. Wasit memiliki otoritas penuh untuk meminta pemain melepaskan atau mengganti perlengkapan yang tidak sesuai.

Perlengkapan Penjaga Gawang

Penjaga gawang harus mengenakan warna yang membedakannya secara jelas dari pemain lain di lapangan, wasit, dan penjaga gawang lawan. Jika seorang pemain lapangan menggantikan penjaga gawang, ia harus mematuhi aturan warna yang berbeda ini.

Hukum 5 & 6: Wasit, Wasit Kedua, dan Ofisial Meja

Futsal membutuhkan sistem wasit yang komprehensif untuk mengelola permainan dengan intensitas tinggi. Setidaknya ada dua wasit di lapangan (Wasit dan Wasit Kedua) dan seringkali didukung oleh Wasit Ketiga dan Pencatat Waktu (Timekeeper).

Kewenangan Wasit

Wasit Ketiga dan Pencatat Waktu

Wasit Ketiga berperan sebagai pendukung utama wasit lapangan dan mencatat akumulasi pelanggaran. Pencatat Waktu (Timekeeper) bertanggung jawab mengontrol durasi pertandingan, waktu istirahat, time-out, dan dua menit penalti saat ada pengusiran pemain.

Hukum 7: Durasi Pertandingan

Pertandingan Futsal dimainkan dalam dua babak yang sama panjangnya. Durasi standar adalah 20 menit murni (effective playing time) untuk setiap babak. Ini berarti jam dihentikan setiap kali bola keluar dari permainan atau permainan dihentikan oleh wasit.

Interval dan Time-out

Perpanjangan Waktu

Jika pertandingan memerlukan pemenang mutlak (seperti di fase gugur), dapat dimainkan dua periode perpanjangan waktu (ekstra time) yang umumnya berdurasi 5 menit murni. Akumulasi pelanggaran dari babak kedua dipertahankan selama periode perpanjangan waktu.

Prosedur Penalti (Jika Diperlukan)

Jika skor tetap seri setelah perpanjangan waktu, biasanya dilakukan adu tendangan penalti (Tendangan dari Titik Penalti Pertama).

Hukum 8: Awal dan Restart Permainan

Permainan dimulai dengan tendangan awal (kick-off) di awal babak dan setelah gol dicetak. Prosedur lain untuk memulai kembali permainan meliputi tendangan ke dalam (kick-in), tendangan sudut, dan tendangan gawang.

Tendangan Awal (Kick-off)

Bola Keluar dari Lapangan (Restart)

Tidak ada lemparan ke dalam (throw-in) dalam futsal. Bola yang keluar melalui garis sisi atau langit-langit (jika ada) dihidupkan kembali dengan Tendangan Ke Dalam (Kick-in).

Hukum 9 & 10: Bola Dalam/Luar Permainan dan Penentuan Hasil Pertandingan

Bola Keluar dari Permainan

Bola dianggap keluar dari permainan jika: 1) Telah melewati garis gawang atau garis sisi, baik di tanah maupun di udara. 2) Permainan telah dihentikan oleh wasit. 3) Bola menyentuh langit-langit atau instalasi di atas lapangan (permainan dilanjutkan dengan tendangan ke dalam dari titik terdekat).

Bola dalam Permainan

Bola tetap dalam permainan pada semua waktu lain, termasuk jika bola memantul dari tiang gawang, mistar gawang, atau bendera sudut, atau jika bola memantul dari wasit atau wasit kedua saat mereka berada di dalam lapangan.

Gol yang Sah

Gol dianggap sah ketika seluruh bagian bola telah melewati garis gawang, di antara tiang gawang dan di bawah mistar gawang, asalkan tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh tim penyerang sebelum mencetak gol.

Hukum 11: Offside

Tidak ada aturan offside dalam Futsal. Pemain dapat berdiri di mana pun di lapangan lawan, termasuk di depan gawang, tanpa sanksi offside.

Hukum 12: Pelanggaran dan Kelakuan Tidak Pantas

Hukum ini adalah yang paling kompleks karena mencakup pelanggaran fisik, teknis, dan disiplin, serta menentukan akumulasi pelanggaran tim.

Tendangan Bebas Langsung (DFK - Direct Free Kick)

Tendangan bebas langsung diberikan kepada tim lawan jika seorang pemain melakukan salah satu dari sembilan pelanggaran berikut dengan cara yang dianggap ceroboh, sembrono, atau menggunakan kekuatan berlebihan:

  1. Menendang atau mencoba menendang lawan.
  2. Menjegal (tripping) atau mencoba menjegal lawan.
  3. Melompat ke arah lawan.
  4. Menerjang lawan (charge).
  5. Memukul atau mencoba memukul lawan.
  6. Mendorong lawan.
  7. Mengganjal lawan saat menguasai bola (tackling).
  8. Memegang lawan.
  9. Meludah ke lawan.

DFK juga diberikan untuk pelanggaran penanganan bola yang disengaja (handball), kecuali jika penjaga gawang berada di dalam area penalti mereka.

Tendangan Bebas Tidak Langsung (IDFK - Indirect Free Kick)

IDFK diberikan jika penjaga gawang melakukan pelanggaran teknis, atau jika pemain: menghalangi gerakan lawan tanpa kontak, mencegah penjaga gawang melepaskan bola, atau melakukan pelanggaran lain yang tidak dihukum dengan DFK.

Pelanggaran Penjaga Gawang yang Krusial

Penjaga gawang memiliki batasan yang sangat ketat mengenai bola yang dipegang dan dimainkan. Pelanggaran IDFK terjadi jika penjaga gawang:

Sanksi Disiplin (Kartu Kuning dan Kartu Merah)

Kartu kuning (Peringatan) dan Kartu Merah (Pengusiran) dikeluarkan untuk pelanggaran disipliner.

Ilustrasi Kartu Kuning dan Merah KUNING MERAH

Sanksi Disiplin Utama: Peringatan (Kuning) dan Pengusiran (Merah).

Pelanggaran Kartu Kuning (Tujuh Jenis Utama):

  1. Kelakuan tidak sportif (misalnya diving, menipu wasit).
  2. Perbedaan pendapat/protes (dissent) dengan kata-kata atau tindakan.
  3. Berulang kali melanggar Hukum Permainan.
  4. Menunda dimulainya kembali permainan.
  5. Gagal menghormati jarak yang diperlukan saat tendangan bebas/sudut/ke dalam.
  6. Masuk, kembali, atau keluar lapangan tanpa izin wasit.
  7. Melanggar prosedur pergantian pemain.

Pelanggaran Kartu Merah (Tujuh Jenis Utama):

  1. Mencegah gol atau peluang mencetak gol yang jelas dengan handball yang disengaja (kecuali penjaga gawang di area penalti).
  2. Mencegah peluang mencetak gol yang jelas dengan pelanggaran yang dapat dihukum dengan DFK.
  3. Melakukan permainan kotor yang serius (Serious Foul Play).
  4. Melakukan tindakan kekerasan (Violent Conduct).
  5. Meludahi orang lain.
  6. Menggunakan bahasa yang menyinggung, menghina, atau kasar.
  7. Menerima kartu kuning kedua dalam pertandingan yang sama.

Sanksi Pengusiran (Kartu Merah) dan Durasi Penalti

Pemain yang dikeluarkan harus meninggalkan area teknis dan lapangan. Tim yang kehilangan pemain diperbolehkan untuk memasukkan pemain pengganti setelah dua menit bermain efektif berlalu sejak pengusiran. Pengecualian: Jika tim yang dihukum kebobolan sebelum durasi dua menit berakhir, pemain pengganti diizinkan masuk segera setelah gol dicetak.

Hukum 13: Tendangan Bebas (Free Kicks)

Tendangan bebas dapat berupa langsung (DFK) atau tidak langsung (IDFK). Dalam kedua kasus, bola harus diam dan ditendang dari tempat terjadinya pelanggaran.

Jarak Lawan

Semua pemain lawan harus berada setidaknya 5 meter dari bola saat tendangan bebas dilakukan. Jika pelanggaran terjadi di area penalti, IDFK diambil dari garis busur area penalti yang terdekat.

Aturan 4 Detik

Tendangan bebas harus dilaksanakan dalam waktu 4 detik setelah pemain siap untuk menendang. Gagal melakukannya mengakibatkan kepemilikan bola berpindah melalui IDFK kepada tim lawan dari titik yang sama.

Hukum 14: Tendangan Penalti (Penalty Kick)

Tendangan penalti diberikan untuk setiap pelanggaran yang dapat dihukum dengan Tendangan Bebas Langsung (DFK) yang dilakukan oleh tim bertahan di dalam area penalti mereka sendiri.

Prosedur

Hukum 15: Tendangan Ke Dalam (Kick-in)

Sudah dibahas pada Hukum 8, namun penting untuk ditekankan kembali bahwa Kick-in adalah pengganti lemparan ke dalam. Jika bola tidak diletakkan dengan benar di garis, atau jika kaki penendang sepenuhnya berada di lapangan, wasit dapat menginstruksikan pengulangan atau mengalihkan kepemilikan bola.

Hukum 16: Tendangan Gawang (Goal Clearance)

Ketika bola terakhir disentuh oleh pemain tim penyerang dan melewati garis gawang, permainan dilanjutkan dengan Tendangan Gawang (Goal Clearance), bukan tendangan gawang biasa.

Prosedur Goal Clearance

Hukum 17: Tendangan Sudut (Corner Kick)

Diberikan ketika bola terakhir disentuh oleh pemain tim bertahan dan melewati garis gawang (tidak termasuk bagian di antara tiang gawang).

Ekspansi Prosedural 1: Akumulasi Pelanggaran dan Tendangan Bebas 10 Meter

Ini adalah Hukum Permainan yang paling membedakan futsal dari sepak bola lapangan besar. Semua pelanggaran yang berhukum DFK (Hukum 12) dihitung sebagai "pelanggaran kumulatif" terhadap tim.

Batas Pelanggaran Kumulatif

Setiap tim diperbolehkan melakukan empat pelanggaran kumulatif per babak (atau per perpanjangan waktu). Setelah tim mencapai pelanggaran kelima dalam satu babak, setiap pelanggaran DFK berikutnya (ke-6, ke-7, dst.) akan dihukum sebagai Tendangan Bebas Tanpa Dinding dari Titik Penalti Kedua (10 meter).

Prosedur Tendangan Bebas 10 Meter

Ekspansi Prosedural 2: Peran Wasit Ketiga dan Pengelolaan Waktu yang Ketat

Dalam futsal, Wasit Ketiga memiliki peran vital dalam menegakkan aturan, khususnya manajemen waktu dan pencatatan. Karena sifat permainan yang "stop-clock", setiap detik sangat berharga.

Pencatatan Insiden

Wasit Ketiga dan Pencatat Waktu bertanggung jawab untuk mencatat:

  1. Waktu dimulainya dan berakhirnya setiap babak.
  2. Durasi time-out yang diminta oleh setiap tim.
  3. Nomor pemain yang mencetak gol dan yang mendapatkan sanksi disiplin (kartu kuning/merah).
  4. Jumlah pelanggaran kumulatif yang dilakukan oleh setiap tim.
  5. Saat kartu merah diberikan, Pencatat Waktu harus memulai hitungan mundur 2 menit untuk sanksi penalti waktu tim tersebut.

Pelanggaran Waktu 4 Detik

Penegakan aturan 4 detik adalah tanggung jawab wasit lapangan, sering kali dibantu oleh hitungan visual tangan mereka. Aturan ini berlaku untuk:

Pelanggaran 4 detik ini menghasilkan IDFK untuk tim lawan. Ini adalah alat wasit untuk menjaga ritme permainan tetap cepat dan mencegah taktik penundaan.

Ekspansi Prosedural 3: Interpretasi Teknis dan Situasi Khusus

Aturan Back-Pass kepada Penjaga Gawang

Aturan ini lebih ketat dibandingkan sepak bola. Penjaga gawang tidak boleh menerima bola dari rekan satu tim (kecuali bola telah melewati garis tengah atau telah disentuh oleh pemain lawan) dan mengontrolnya di area penalti selama lebih dari 4 detik. "Pengontrolan" berarti menyentuh bola dengan tangan atau kaki.

Jika penjaga gawang bermain di luar area penalti, ia diperlakukan sebagai pemain lapangan dan dapat menerima bola tanpa batasan. Namun, setelah kembali ke area penalti, aturan back-pass 4 detik akan berlaku lagi.

Keunggulan (Advantage)

Wasit dapat mengizinkan permainan berlanjut jika pelanggaran terjadi tetapi tim yang dilanggar mendapatkan keuntungan yang jelas. Namun, jika pelanggaran tersebut merupakan pelanggaran DFK yang merupakan pelanggaran kumulatif (ke-1 hingga ke-5), wasit harus memberi sinyal pelanggaran kumulatif kepada Wasit Ketiga setelah fase keunggulan berakhir, bahkan jika permainan tidak dihentikan.

Prosedur Pengusiran Ofisial Tim

Pelatih atau ofisial tim juga dapat dikenai sanksi disiplin. Wasit dapat mengeluarkan kartu kuning atau merah kepada pelatih yang melakukan kelakuan tidak pantas atau protes. Jika ofisial tim dikeluarkan, mereka harus meninggalkan area teknis dan sekitarnya. Tidak ada konsekuensi penalti waktu terhadap tim di lapangan jika yang dikeluarkan hanyalah ofisial tim.

Cedera Pemain

Jika pemain cedera, wasit harus menghentikan permainan. Setelah pemeriksaan singkat (maksimal 30 detik), jika pemain memerlukan perawatan lebih lanjut, pemain tersebut harus meninggalkan lapangan (melalui pergantian atau menunggu di luar) dan hanya dapat kembali setelah permainan dimulai kembali dan wasit mengizinkannya.

Melawan Semangat Permainan

Wasit memiliki kewenangan untuk mengeluarkan sanksi disiplin (kartu kuning/merah) untuk tindakan yang tidak secara eksplisit tercantum dalam Hukum 12 tetapi secara jelas bertentangan dengan semangat permainan (misalnya, menghalangi pandangan lawan secara provokatif, membuang-buang waktu secara berlebihan, atau menggunakan taktik untuk memprovokasi lawan).

🏠 Kembali ke Homepage