Strategi Kritis untuk Keberhasilan Pembesaran Ayam Pedaging di Fase Awal (Brooding)
Manajemen anakan ayam broiler, khususnya pada usia Day-Old Chick (DOC) hingga masa starter (0-14 hari), adalah penentu mutlak profitabilitas sebuah siklus pemeliharaan. Periode ini sering disebut sebagai periode ‘brooding’ atau masa pemanasan, di mana anak ayam sangat rentan terhadap stres lingkungan dan penyakit. Kegagalan dalam memberikan lingkungan dan nutrisi yang optimal pada fase ini tidak dapat diperbaiki di fase pertumbuhan berikutnya (grower atau finisher).
Anak ayam yang baru menetas memiliki sistem imun yang belum matang sepenuhnya, ditambah dengan sistem pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) yang masih lemah. Mereka sepenuhnya bergantung pada lingkungan yang diciptakan oleh peternak. Tujuan utama fase starter adalah memastikan penyerapan kantung kuning telur (yolk sac) yang sempurna, stimulasi konsumsi pakan dan air (intake), serta pencapaian berat badan target awal yang seragam (uniformity).
Penyerapan yolk sac sangat vital. Kantung kuning telur mengandung nutrisi dan antibodi maternal yang menjadi bekal hidup ayam di beberapa hari pertama. Jika ayam mengalami stres dingin atau transportasi yang buruk, energi akan dialihkan untuk mempertahankan suhu tubuh, bukan untuk menyerap yolk. Akibatnya, yolk bisa menjadi media pertumbuhan bakteri (omphalitis), menyebabkan kematian dini atau pertumbuhan yang terhambat permanen.
Untuk mengukur keberhasilan manajemen DOC, peternak harus fokus pada dua hal utama: berat badan mingguan dan Indeks Keseragaman (Uniformity). Ayam broiler modern memiliki potensi pertumbuhan yang eksplosif. Pertumbuhan di minggu pertama dapat mencapai 300% hingga 400% dari berat awal. Jika ayam tidak mencapai berat target di hari ke-7 (misalnya, minimal 160-180 gram, tergantung strain), maka potensi genetiknya sudah terpotong dan sulit dikejar di fase akhir. Setiap gram yang hilang di awal, membutuhkan setidaknya 5-10 gram pakan tambahan untuk menggantinya di fase akhir.
Sebelum DOC tiba, kandang harus menjalani proses sanitasi total. Prinsip dasar yang wajib diikuti adalah sistem ‘All-In, All-Out’ (semua masuk, semua keluar), yang mencegah penularan penyakit dari siklus sebelumnya. Persiapan kandang ini harus dimulai setidaknya dua minggu sebelum kedatangan DOC.
Langkah pertama adalah menghilangkan semua materi organik (kotoran, debu, sisa pakan) yang menempel pada struktur kandang, lantai, dan peralatan. Debu dan kotoran melindungi mikroorganisme dari disinfektan. Proses ini melibatkan penyemprotan air bertekanan tinggi dan penggunaan deterjen khusus peternakan. Semua peralatan, seperti tempat pakan dan minum, harus dikeluarkan, dicuci, dan dijemur terpisah.
Setelah kandang kering, aplikasikan disinfektan. Jenis disinfektan yang umum digunakan adalah formaldehid (fumigasi), quaternary ammonium, atau glutaraldehid. Fumigasi menggunakan formaldehid (sering dikombinasikan dengan kalium permanganat) harus dilakukan dalam kondisi kandang tertutup rapat dan lembab, karena kelembaban meningkatkan efektivitasnya. Area brooding harus disemprot secara menyeluruh, termasuk langit-langit, dinding, dan lantai tanah. Penting untuk diingat bahwa disinfeksi hanya efektif jika kandang sudah bersih secara fisik.
Area brooding harus disekat sesuai perkiraan populasi awal. Kepadatan awal yang disarankan adalah sekitar 40-50 ekor per meter persegi area brooding, yang kemudian akan dilebarkan seiring pertumbuhan. Sekat atau tirai harus dipasang kuat untuk meminimalkan angin silang langsung.
Litter (alas kandang) harus berupa bahan yang memiliki daya serap tinggi dan bukan sumber penyakit. Sekam padi (rice husk) adalah yang paling umum. Ketebalan litter ideal adalah 5-10 cm. Litter harus rata, kering, dan baru. Litter yang lembab akan menghasilkan amonia, yang sangat merusak saluran pernapasan anak ayam, mengurangi nafsu makan, dan membuat ayam rentan terhadap penyakit seperti Chronic Respiratory Disease (CRD).
Gambar 1. Ilustrasi Sumber Pemanasan (Brooder) yang Esensial.
Sangat penting untuk menghangatkan area brooding 24 hingga 48 jam sebelum kedatangan DOC. Tujuannya bukan hanya memanaskan udara, tetapi juga memanaskan litter, lantai, dan dinding kandang. Jika lantai dingin, panas tubuh anak ayam akan hilang melalui konduksi saat mereka beristirahat, menyebabkan stres dingin. Suhu udara ideal saat DOC tiba harus berada di kisaran 32°C hingga 33°C (diukur setinggi punggung ayam), sementara suhu lantai harus mendekati 28°C.
Saat DOC tiba, mereka berada dalam kondisi dehidrasi dan lapar setelah melalui proses penetasan dan transportasi. Dua hal yang harus dipastikan segera adalah akses mudah terhadap air dan pakan. Periode ini disebut ‘critical receiving’.
Setelah kotak dibuka, peternak harus segera melakukan pemeriksaan visual. DOC berkualitas baik memiliki ciri-ciri: aktif, berdiri tegak, pusar tertutup sempurna, bulu kering dan mengkilap, mata cerah, tidak ada kelainan kaki, dan berat badan minimal 38-40 gram (tergantung strain dan hatchery). Lakukan juga pemeriksaan refleks dengan membalikkan ayam; ayam sehat akan segera berdiri tegak kembali.
DOC harus segera diturunkan ke area brooding. JANGAN tunda pemberian air dan pakan. Air minum pertama sangat krusial. Disarankan menggunakan air yang mengandung elektrolit, vitamin, dan larutan gula (glukosa atau sukrosa) pada konsentrasi 5-8% selama 2-4 jam pertama. Glukosa memberikan energi instan untuk memulihkan stres dan merangsang aktivitas, sementara elektrolit membantu rehidrasi.
Suhu air minum juga penting. Air yang terlalu dingin (di bawah 18°C) dapat menyebabkan chilling dan mengurangi konsumsi. Suhu air ideal adalah sekitar 25°C hingga 30°C. Pastikan tempat minum diletakkan sangat dekat dengan sumber panas agar ayam tidak perlu berjalan jauh.
‘Crop fill’ atau uji isi tembolok adalah indikator terbaik keberhasilan manajemen 24 jam pertama. Setelah 6 hingga 8 jam pasca penempatan, ambil sampel 50 hingga 100 ekor ayam. Idealnya, 85% hingga 90% dari ayam yang diperiksa harus memiliki tembolok yang terisi penuh, lembut, dan kenyal (campuran air dan pakan). Jika persentase isi tembolok di bawah 80%, artinya ada masalah serius pada suhu, akses pakan/air, atau kualitas DOC yang perlu segera diatasi.
Pada 48 jam pasca penempatan, tembolok harus sudah terisi pakan yang lebih padat, menunjukkan bahwa sistem pencernaan sudah berfungsi optimal dan ayam sudah mulai mengkonsumsi pakan secara rutin.
Manajemen suhu adalah kunci utama fase brooding. Karena DOC tidak bisa mengatur suhu tubuhnya, penyimpangan suhu sekecil apa pun dapat berdampak fatal.
Suhu harus dikontrol ketat dan diturunkan secara bertahap seiring bertambahnya usia ayam. Penurunan suhu yang terlalu cepat akan menyebabkan stres dingin, sedangkan suhu yang terlalu tinggi menyebabkan dehidrasi dan panting (megap-megap), yang juga menghabiskan energi vital.
Penting untuk mengamati perilaku ayam sebagai termometer terbaik. Jika ayam berkumpul rapat di bawah pemanas, suhu terlalu dingin. Jika mereka menjauhi sumber panas dan terengah-engah, suhu terlalu panas. Jika tersebar merata dan tenang, suhu sudah optimal.
Kelembaban relatif yang ideal untuk fase brooding adalah 60% hingga 70%. Kelembaban yang terlalu rendah (kering) menyebabkan dehidrasi cepat dan meningkatkan debu, yang buruk untuk pernapasan. Kelembaban yang terlalu tinggi (lembab) menyebabkan litter basah, meningkatkan produksi amonia, dan mendorong pertumbuhan patogen seperti *Coccidia*.
Ventilasi di fase brooding adalah dilema: kita perlu menjaga panas, tetapi juga harus memastikan kualitas udara. Walaupun tirai sering ditutup, ventilasi minimal tetap harus ada untuk membuang CO2, kelembaban berlebih, dan terutama, amonia. Konsentrasi amonia harus di bawah 10 ppm. Amonia yang tinggi merusak mukosa saluran pernapasan, membuka jalan bagi infeksi bakteri sekunder.
Di kandang tertutup (Closed House), ventilasi minimal dioperasikan secara berkala. Di kandang terbuka (Open House), pengaturan tirai harus sangat cermat, menghindari hembusan angin langsung ke ayam tetapi membiarkan pertukaran udara terjadi di bagian atas kandang.
Pakan starter (Pre-Starter dan Starter) adalah pakan berenergi tinggi, berkadar protein tinggi (biasanya 22-24%), dan mudah dicerna. Formulasi pakan ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan jaringan otot dan tulang yang sangat cepat. Kualitas pakan harus sangat terjamin, terutama kandungan asam amino esensial seperti lisin dan metionin, yang merupakan blok bangunan pertumbuhan.
Pada hari 1 hingga 3, DOC mungkin belum terbiasa menemukan pakan di tempat pakan standar. Oleh karena itu, pakan disebar di atas kertas koran atau kertas khusus pakan yang menutupi sekitar 50% hingga 70% area brooding. Kertas harus diletakkan di atas litter yang kering. Pakan yang disebar harus menarik perhatian ayam dan mudah diakses. Pakan kertas ini sangat meningkatkan pakan intake awal.
Pakan harus diberikan sesering mungkin—idealnya setiap 2-3 jam—dalam jumlah kecil agar selalu segar dan menarik. Pakan yang sudah terkontaminasi kotoran atau basah harus segera dibuang. Setelah hari ke-3 atau ke-4, pakan kertas secara bertahap dihilangkan dan ayam dialihkan ke tempat pakan gantung atau tray standar.
Pakan starter umumnya berbentuk remah (crumble) atau mini pelet. Ukuran partikel pakan sangat mempengaruhi konsumsi. Partikel yang terlalu besar sulit dicerna oleh DOC. Pakan yang seragam ukurannya memastikan semua ayam mendapatkan nutrisi yang sama, yang penting untuk mencapai keseragaman bobot.
Penggunaan pre-starter (pakan yang diformulasikan untuk hari 1-7) sangat dianjurkan. Pakan pre-starter mengandung tingkat nutrisi yang lebih pekat dan seringkali dilengkapi dengan probiotik dan prebiotik untuk membangun flora usus yang sehat sejak dini, memfasilitasi penyerapan nutrisi maksimal dan melawan invasi bakteri patogen.
Ayam harus didorong untuk mengkonsumsi pakan dan air secara simultan. Jika ayam hanya minum, tembolok akan terisi air dan tidak ada energi yang didapatkan. Jika ayam hanya makan, tembolok kering dan pencernaan sulit. Penempatan tempat pakan dan minum yang berdekatan (di dalam radius pemanas) adalah kunci. Gunakan intensitas cahaya yang cukup terang (25-40 lux) di hari-hari awal untuk mendorong aktivitas dan pencarian pakan.
Biosecurity adalah pertahanan pertama dan termurah terhadap penyakit. Pada fase DOC, di mana sistem imun masih bergantung pada kekebalan maternal, penerapan biosecurity yang ketat adalah non-negosiasi. Program ini harus mencakup tiga pilar utama: isolasi, sanitasi, dan kontrol lalu lintas.
Kandang harus terisolasi dari unggas liar dan hewan pengerat. Gunakan pagar, jaring, dan perangkat pencegah hama. Kontrol lalu lintas manusia adalah hal terpenting. Hanya personel kandang yang wajib masuk. Semua pengunjung (termasuk peternak dari peternakan lain) harus dilarang atau diwajibkan melewati prosedur disinfeksi ketat, termasuk penggunaan sepatu bot dan pakaian khusus kandang. Pasang kolam atau bak disinfektan di pintu masuk kandang.
DOC seringkali sudah menerima vaksinasi in ovo (di dalam telur) atau subkutan (di bawah kulit) untuk penyakit seperti Marek's Disease di hatchery. Namun, vaksinasi di kandang biasanya dimulai pada hari ke-4 hingga hari ke-14.
Vaksinasi yang paling umum di masa starter adalah:
Meskipun biosecurity sudah ketat, ada beberapa penyakit yang sering muncul jika manajemen lingkungan buruk:
Penggunaan antibiotik spektrum luas (seperti enrofloksasin atau amoksisilin) biasanya hanya diindikasikan jika ditemukan tingkat mortalitas yang tinggi atau gejala klinis infeksi bakteri (misalnya, omphalitis atau infeksi kantung kuning telur).
Air adalah nutrisi yang paling penting. Ayam broiler mengonsumsi air sekitar 1,5 hingga 2 kali lebih banyak daripada pakan (rasio pakan:air ideal 1:1.5-2.0, tergantung suhu). Dehidrasi ringan pun dapat memotong asupan pakan dan menghambat pertumbuhan secara signifikan. Di masa starter, akses air yang mudah dan kualitas air yang prima adalah prasyarat keberhasilan.
Air minum harus memenuhi standar layak konsumsi manusia. Parameter kunci yang harus diperhatikan adalah pH, kandungan mineral (kesadahan), dan total zat padat terlarut (TDS). pH air idealnya netral (6.5 hingga 7.5). pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mengganggu kerja obat-obatan dan vaksin yang diberikan melalui air minum, serta mengganggu flora usus.
Kandungan bakteri total (Total Plate Count) harus kurang dari 100 CFU/ml. Kandungan E. coli harus nol. Pengujian air secara berkala sangat dianjurkan, terutama jika sumber air berasal dari sumur terbuka.
Sistem air minum (pipa, nipple, atau bell drinker) sering menjadi tempat pembentukan biofilm. Biofilm adalah lapisan lendir yang terdiri dari mikroorganisme, gula, dan mineral yang melindungi bakteri patogen dari disinfektan. Jika DOC minum air dari saluran yang penuh biofilm, mereka akan terpapar patogen dalam jumlah besar, bahkan jika air sumbernya bersih.
Saluran air harus dibersihkan secara menyeluruh di antara siklus (flushing) menggunakan pembersih biofilm berbasis hidrogen peroksida atau asam organik. Selama fase pemeliharaan, flushing manual harus dilakukan setiap hari di masa starter, terutama di pagi hari, untuk menghilangkan air sisa yang sudah hangat dan kemungkinan mengandung residu obat/vitamin yang mengendap.
Selain elektrolit dan glukosa di hari pertama, suplemen lain yang bermanfaat di masa starter meliputi:
Saat memberikan suplemen atau obat melalui air, pastikan semua sistem air (termasuk filter) berfungsi optimal agar dosis yang diterima ayam seragam.
Program pencahayaan memainkan peran ganda: stimulasi aktivitas dan kebutuhan istirahat metabolik.
Pada hari 1 hingga 7, dibutuhkan intensitas cahaya yang tinggi (sekitar 30-40 lux, setara dengan membaca buku) selama 23 jam sehari dengan 1 jam gelap. Intensitas tinggi ini memaksimalkan pergerakan, eksplorasi, dan konsumsi pakan. Sumber cahaya harus tersebar merata untuk mencegah penumpukan ayam di satu area.
Meskipun DOC harus sering makan, memberikan periode gelap (istirahat) selama 1-4 jam per hari sangat penting, bahkan sejak hari pertama. Periode gelap mengajarkan ayam untuk beristirahat dan menjadi akrab dengan kegelapan. Jika terjadi pemadaman listrik mendadak di kemudian hari, ayam yang terbiasa gelap tidak akan panik. Secara fisiologis, istirahat memungkinkan organ internal, terutama usus, untuk pulih dan berfungsi lebih efisien. Produksi hormon pertumbuhan juga optimal saat ayam beristirahat.
Setelah hari ke-7, intensitas cahaya biasanya mulai diturunkan secara bertahap (menjadi 5-10 lux), dan periode gelap diperpanjang hingga 4-6 jam, menyeimbangkan kebutuhan pertumbuhan cepat dengan kesehatan tulang dan mengurangi stres metabolik.
Anak ayam tumbuh sangat cepat. Kepadatan awal yang baik di area brooding akan menjadi terlalu padat dalam beberapa hari. Over-crowding (kepadatan berlebih) menyebabkan peningkatan suhu tubuh, stres, persaingan pakan, dan peningkatan kelembaban litter, yang semuanya buruk untuk performa.
Pelebaran area harus dilakukan secara bertahap. Tujuannya adalah menjaga kepadatan ideal agar semua ayam memiliki akses yang sama ke pakan, air, dan udara segar.
Saat pelebaran, pastikan peralatan pakan dan minum yang baru (misalnya tempat pakan gantung) sudah tersedia dan terisi sebelum sekat dibuka, sehingga ayam tidak mengalami masa kelaparan atau kehausan saat beralih ke area baru.
Rasio tempat pakan dan minum harus dijaga. Untuk masa starter:
Gambar 2. Ilustrasi Anakan Ayam Broiler yang Sehat dan Vital.
Manajemen yang baik harus didasarkan pada data dan evaluasi yang berkelanjutan. Data harian yang harus dicatat dan dianalisis di masa starter meliputi: mortalitas harian, konsumsi pakan, konsumsi air, dan suhu/kelembaban.
Pengukuran berat badan (BW) dan Keseragaman (Uniformity Index) di hari ke-7 adalah penentu masa depan. Gunakan timbangan digital, timbang minimal 3-5% dari populasi.
Keseragaman dihitung sebagai persentase ayam yang memiliki berat badan dalam kisaran plus minus 10% dari rata-rata berat populasi. Target Keseragaman harus minimal 80% di hari ke-7. Keseragaman yang rendah (misalnya 65%) menunjukkan masalah manajemen yang menyebabkan sebagian ayam mendapatkan pakan/panas lebih banyak daripada yang lain, menciptakan kelompok ‘runt’ atau kerdil yang akan merugikan FCR (Feed Conversion Ratio) di akhir siklus.
Pemantauan W:F ratio sangat penting. Jika ayam tiba-tiba minum lebih banyak (misalnya ratio 1:3 atau lebih) tanpa peningkatan suhu lingkungan, ini seringkali merupakan indikasi awal stres panas, infeksi (seperti koksidiosis subklinis), atau masalah ginjal. Sebaliknya, penurunan drastis konsumsi air (ratio 1:1) menunjukkan ayam tidak nyaman atau sedang sakit, yang akan segera diikuti oleh penurunan konsumsi pakan.
Mortalitas di minggu pertama yang melebihi 1-2% harus ditinjau serius. Penyebab utama mortalitas dini biasanya adalah:
Jika ditemukan masalah, segera lakukan tindakan korektif, yang mungkin melibatkan penyesuaian suhu (naik/turun 1°C), penambahan pakan kertas, atau suplementasi dengan antibiotik atau vitamin yang tepat. Kecepatan reaksi adalah kunci untuk menyelamatkan performa kelompok anakan ayam broiler.
Stres yang dialami ayam broiler, sekecil apapun, akan memicu pelepasan hormon kortikosteron, yang secara langsung menekan sistem imun dan menghambat pertumbuhan. Manajemen anakan ayam broiler harus dilakukan dengan kelembutan maksimal. Penanganan ayam (saat menimbang, memvaksin, atau memindahkan) harus dilakukan dengan tenang dan hati-hati. Suara bising keras, gerakan mendadak, atau intervensi rutin yang tidak perlu harus dihindari.
Peternak harus meminimalkan gangguan terhadap rutinitas harian anak ayam. Jadwal pemberian pakan, air, dan istirahat harus konsisten. Pada akhirnya, keberhasilan manajemen anakan ayam broiler sangat bergantung pada kemampuan peternak untuk memahami dan merespons sinyal-sinyal halus yang diberikan oleh ayam. Kinerja ayam adalah cerminan langsung dari lingkungan yang kita sediakan.
Meskipun artikel ini berfokus pada manajemen dasar yang dapat diterapkan di kandang terbuka, integrasi teknologi sederhana sangat membantu. Penggunaan termometer digital (maksimum-minimum) dan higrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban secara akurat di berbagai titik area brooding adalah keharusan. Di kandang modern, sistem kontrol otomatis untuk pemanas dan kipas ventilasi minimal memastikan suhu dan kelembaban tetap stabil tanpa intervensi manusia yang terus menerus. Investasi dalam sistem pemantauan yang baik akan menghasilkan data yang lebih akurat dan mengurangi variabilitas lingkungan, yang merupakan musuh utama keseragaman anakan ayam.
Fase anakan ayam broiler adalah sprint. Setiap hari yang terlewat tanpa pertumbuhan optimal adalah kerugian permanen. Manajemen yang teliti di periode 0-14 hari akan menghasilkan ayam yang lebih kuat, lebih seragam, dan memiliki FCR yang jauh lebih baik di fase panen. Ingatlah bahwa 70-80% dari kesuksesan panen ditentukan oleh bagaimana peternak menangani DOC pada dua minggu pertama kehidupan mereka. Dengan fokus pada Trias Keberhasilan (Suhu Ideal, Akses Pakan/Air, dan Kualitas Udara), peternak dapat memastikan anakan ayam broiler mencapai potensi genetik maksimalnya.